TINDAKAN KONSUMEN
NAMA
: RINA CHINTYA D.
NIM
: 170321100004
KELAS
: PERILAKU KONSUMEN – C
A. Pengenalan Kebutuhan
Proses
membeli diawali dengan adanya kebutuhan, kebutuhan bisa timbul karena adanya perbedaan
antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Pengenalan
kebutuhan pada hakikatnya tergantung pada banyaknya ketidaksesuaian antara
keadaan actual dengan keadaan yang diinginkan. Jika ketidaksesuaian melebihi
tingkat tertentu, maka kebutuhan pun akan dikenali. Setelah konsumen mengidentifikasi
masalah, maka konsumen akan melakukan proses lebih lanjut yang dipengaruhi oleh
tingkat pentingnya kebutuhan tersebut serta sumber daya yang dimiliki oleh
konsumen. Pada akhirnya apakah konsumen akan melakukan proses pembelian
ditentukan oleh sikap, baik dirinya maupun sikap orang lain terhadap produk
tersebut. Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan, langkah berikutnya
adalah mencari informasi, yang mana kemudian memprosesnya untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam penentuan keputusannya.
a.
Faktor
yang Mempengaruhi Pengenalan Kebutuhan
1.
Keadaan
yang berubah, kebutuhan
akan selalu
mengalami perubahan
dalam kehidupan seseorang. Perubahan di dalam keluarga juga dapat memicu
pengenalan kebutuhan. Sebagai contoh, kelahiran anak mengakibatkan kebutuhan
untuk makanan, pakaian, perabot bayi.
2.
Pemerolehan
Produk, pada gilirannya hal tersebut akan mempengaruhi kebutuhan terhadap produk tambahan. Misalnya
pemerolehan perabot baru.
3.
Konsumsi
Produk, dalam
banyak situasi pembelian suatu kebutuhan terjadi
karena adanya kondisi kehabisan persediaan. Sejauh
mana produk memenuhi harapan konsumen selama konsumsi sehingga mempengaruhi pengenalan
kebutuhan.
4.
Pengaruh
Pemasaran, pemasar
dapat memenuhi
kebutuhan dalam diri konsumen dengan merangsang kebutuhan mereka melali
programpemasaran.
5.
Perbedaan
individu, terdapat beberapa
konsumen yang mengenali kebutuhan dari keadaan actual dan dari keadaan yang
diinginkan.
b.
Tingkatan
Kebutuhan Menurut Maslow
Menurut
Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk
tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga
yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau
didapat. Lima kebutuhan dasar Maslow yang disusun
berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial,
yaitu sebagai berikut
:
1.
Kebutuhan
Fisiologis, contohnya sandang, pangan, papan, dan kebutuhan biologis seperti
bernafas dll.
2.
Kebutuhan
Keamanan dan Keselamatan, contohnya bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman,
bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dll.
3.
Kebutuhan
Sosial, contohnya memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan
jenis, dll.
4.
Kebutuhan
Penghargaan, contohnya pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi
lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi
Diri, yang merupakan kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai
dengan bakat dan minatnya.
B. Sumber Informasi
Para
pemasar harus memahami perilaku konsumen. Para konsumen melewati lima tahap
proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Salah
satunya tentang konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada keputusan mengenai
produk alternative yang ada di pasar. Konsumen mengambil keputusan pembelian
atas sumber informasi yang mereka terima yang dijadikan dasar pembelian.
Beberapa sumber informasi yang dapat mereka pergunakan diantaranya: televise,
majalah, koran, keluarga, teman. Adapun
sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
a.
Sumber
pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sifatnya
lebih banyak memberikan penilaian dan memperkuat informasi
produk yang diterima calon pembeli.
b.
Sumber
komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko), sifatnya
lebih banyak memberitahukan hal-hal seputar produk. Iklan merupakan sumber
informasi komersial yang potensial dalam meraih calon pembeli.
c. Sumber
publik (media massa, organisasi penentu peringkat konsumen), berupa
kecenderungan publik dalam mengapresiasi suatu produk. Informasi yang
diberikanbiasanya melalui sebuah survei atau polling pendapat berkenaan
dengan suatu jenis produk.
d. Sumber pengalaman
(penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk), berupa pengalaman
sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan produk untuk memenuhi
suatu kebutuhan.
C.
Evaluasi
Alternatif Produk
Evaluasi alternatif Merupakan tahap
dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen menggunakan
informasi yang telah diperoleh
untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Inti dari
informasi alternatif ini adalah konsumen akan memilih produk diantara berbagi
pilihan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Terdapat konsep dasar yang dapat
digunakan acuan dalam menjelaskan proses evaluasi yang dilakukan oleh konsumen,
yaitu :
a. Berasumsi
bahwa setiap konsumen melihat 1
produk sebagai satu paket atribut produk.
b. Memberi
tingkat kepentingan yang berbeda pada tiap atribut atribut yang berbeda menurut
kebutuhan dan keinginannya yang unik.
c. Kemungkinan
akan mengembangkan suatu susunan keyakinan merek mengenai posisi setiap merek
pada setiap atribut.
d. Harapan
kepuasan produk total konsumen akan bervariasi terhadapat tingkat-tingkat
atribut yang berbeda.
e. Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek
yang berbeda melalui prosedur evaluasi.
D. Konsep
Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan
dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua
pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada
dalam posisi membuat keputusan. Adapun aspek-aspek pemilihan keputusan:
1. Produk
yang murah – Produk yang lebih mahal
2. Pembelian
yang sering – Pembelian yang jarang
3. Keterlibatan
rendah – Keterlibatan tinggi
4. Kelas
produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
5. Pembelian
dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan pencarian yang kurang matang. dan
pencarian intensif.
Berikut
uraian lebih lanjut mengenai konsep keputusan konsumen
a.
Analisis Pengambilan Keputusan oleh
Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam
menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1. Sudut
Pandang Ekonomis, konsumen
sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional mengetahui semua alternative produk yang
tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang
ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya masing - masing.
2. Sudut
Pandang Kognitif, konsumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan
mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu
berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak
produk.
3. Sudut
Pandang Emosional, hal ini lebih menekankan
emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk.
Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun
yang terjadi.
b.
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi
atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif
pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam
membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan,
kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik
seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria
eveluasi yang umum adalah:
1. Harga,
konsumen
cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu
spesifikasinya. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik produk.
2. Nama
Merek, merek
terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek
merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk.
3. Negara
asal, negara
dimana produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen.
Negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
4. Saliensi
( Atribut yang mencolok), hal ini
mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk
konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin
seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi
tidak untuk produk yang lain.
5. Model, banyak dari konsumen terutama wanita
yang tertarik dengan tampillan atau model dari suatu produk yang di
inginkannya, misalnya karena bentuknya yang lucu dll.
6. Kualitas, tidak sedikit dari para konsumen yang
melihat kualitas produk yang mereka inginkan.
E.
Menentukan Alternatif Pilihan
Konsumen
memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk
sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting. Pemasar
perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol.
Keputusan pembelian konsumen membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor,
yaitu sikap/ pendirian orang lai dan situasi yang tidak diantisipasi. Sejumlah
besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan
konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil.
Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana
yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
F.
Menaksir Alternatif Pilihan
Menaksir alternatif pilihan adalah kegiatan
memprediksi pilihan alternatif setelah pilihan awal tidak berhasil dicapai,
kegiatan ini berfungsi sebagai rencana jaga-jaga jika ada pilihan yang tidak
berhasil. Konsep dasar tertenu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat dan pemikiran secara logis. Pada waktu lain, konsumen
yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau bahkan tidak sama sekali. Terkadang
Mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Pemasar
harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka
mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang
sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi
keputusan membeli.
G.
Seleksi
dan Pembelian Produk
Setelah menentukan pilihan produk, maka konsumen akan melanjutkan proses berikutnya, yaitu melakukan tindakan pembelian. Jenis pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
a. Pembelian yang terencana sepenuhnya
b. Pembelian yang separuh terencana
c. Pembelian yang tidak terencana
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu :
a. Sikap orang lain, yaitu tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
b. Situasi tak terduga, yaitu harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan
Faktor yang dapat diduga, yaitu faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh konsumen
H.
Pasca
Komunikasi Produk
Setelah
mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai
disini, namun ada tindakan lain yang mengikuti konsumsi, yang disebut tindakan
pasca konsumsi. Konsumen melakukan evaluasi yang bisa menimbulkan kepuasan dan
ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku
pembelian selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, maka kemungkinan besar akan melakukan
pembelian ulang, begitupula sebaliknya. Oleh karena itu, suatu perusahaan berusaha memastikan
tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian. Adapun indikator dari keputusan
pembelian (dalam Soewito : 2013) yaitu:
a.
Kebutuhan
yang dirasakan
b.
Kegiatan
sebelum membeli
c.
Perilaku
waktu memakai
Perilaku pasca pembelian
STUDI
KASUS
Judul
: Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian
Pepaya California
Oleh
: Harwan Sutomo, I Ketut Sukanata, dan Kadinda Retno Martani
Konsumen merupakan seseorang melakukan pembelian
barang dan jasa untuk digunakannya
sendiri, dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung
oleh individu dan sering disebut sebagai „pemakai akhir‟ atau „konsumen akhir‟.
Indonesia memiliki beraneka ragam buah-buahan yang terhampar di seluruh
nusantara. Salah satu yang terkenal adalah buah pepaya. Pepaya merupakan
salah satu komoditas buah yang
memiliki banyak fungsi
dan manfaat. Sebagai
buah segar, pepaya banyak
dikonsumsi karena mengandung nutrisi yang baik, harga juga relatif terjangkau
dibandingkan buah lainnya. Buah pepaya bukan merupakan buah komoditas utama
yang dikembangkan di Kota Cirebon, buah pepaya yang ada di Kota Cirebon
sebagian besar didatangkan dari luar daerah seperti Bogor, Sukabumi dan
Karawang. Pasar yang tersedia buah pepaya cukup banyak di Kota Cirebon salah
satunya adalah Pasar Harjamukti. Umumnya pembeli yang membeli buah di Pasar
Harjamukti tergantung pada jamnya, biasanya jika subuh atau pagi hari
orang-orang yang membeli buah adalah pedagang yang akan menjual lagi buah yang
mereka beli tersebut. Dan pada siang hari sampai sore hari pembeli merupakan
pembeli rumah tangga yang tujuan membelinya adalah untuk dikonsumsi sendiri.
Hal-hal yang mempengaruhi pembeli untuk membeli pepaya california
di Pasar Harjamukti umumnya
adalah karena dipasar
ini jenis buah
yang dijual tergolong lengkap dan
lokasinya yang dapat ditempuh dengan mudah dan ada dipinggir jalan jadi tidak
harus memarkirkan kendaraan ditempat yang jauh terlebih dahulu. Jadi bagi
konsumen yang memiliki waktu sempit, hal ini sangat efisien. Proses pengambilan
keputusan konsumen di Pasar Harjamukti umumnya dilalui dengan kesadaran akan
kebutuhan konsumsi buah dirumah lalu mencari informasi mengenai buah yang
dibutuhkan, bisa dari kerabat ataupun penjual buah tersebut. Setelah itu
biasanya jika buah yang diinginkan tersedia maka konsumen akan langsung membeli
namun jika tidak ada konsumen akan menggantinya dengan buah lain atau mencari
buah yang diinginkan ditempat lain.
Dalam hal ini, konsumen pepaya california adalah konsumen
individu yang membeli untuk dikonsumsi bagi diri sendiri atau keluarganya.
Karakteristik dari konsumen
ini biasanya berpengaruh
besar dalam menentukan pembelian
yang akan dilakukannya. Karakteristik konsumen adalah data- data dari konsumen
mengenai jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
lainnya. Misalmya adalah tingkat pendidikan berpengaruh pada banyaknya
pengetahuan yang di miliki tentang gizi suatu buah. Dijelaskan bahwa
karakteristik konsumen terdiri atas beberapa kriteris, yaitu berdasarkan usia,
jenis kelamin, status, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, tingkat
pendapatan, dan tingkat pengeluaran. Dan karakteristik konsumen proses
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pepaya, yaitu diantaranya adalah
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan
evaluasi setelah pembelian.
Dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang
telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hal-hal yaittu bahwa Karakteristik
dominan dari konsumen yang membeli pepaya california di Pasar Harjamukti
sebagian besar adalah perempuan, mulai dari yang berumur 15 tahun – 45 tahun,
berstatus menikah, anggota keluarga yang terdiri atas 3 – 4 orang, pendidikan
SMA (Sekolah Menengah Atas),
pekerjaan ibu rumah
tangga, pendapatan Rp.
1.000.000 – Rp. 1.900.000, pengeluaran untuk membeli pepaya perbulan
sebesar Rp. 30.000 – Rp. 39.000. dan faktor – faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian pepaya california adalah :
·
Faktor
lingkungan dengan kategori tinggi.
·
Faktor
perbedaan individu dengan kategori tinggi.
·
Faktor
pengaruh psikologi dengan kategori sedang
·
Faktor
atribut pepaya dan atribut pasar dengan kategori sedang.
Dan berdasarkan
keputusan pembelian pepaya california, maka proses keputusan pembelian pepaya
yakni Pengenalan kebutuhan, dimana
menyesuaikan dnegan harganya yang terjangkau,
kemudianpentingnya pepaya yakni biasa saja tergantung keinginan dan
pengambil keputusan untuk mengkonsumsi buah pepaya adalah diri sendiri; Pencariaan
informasi, dengan memperoleh informasi dari kerabatnya dan hal yang
mempengaruhi untuk membeli buah pepaya california dibanding buah lain adalah
karena rasanya yang enak; Evaluasi alternatif, konsumen mempertimbangkan pepaya
california dikarenakan harganya; Proses pembelian, dimana sebelum melakukan
pembelian pepaya konsumen merencanakannya terlebih dahulu, kemudian dipertimbangkan
tempat untuk membeli pepaya california yang harganya lebih terjangkau. Dan jangka
waktu membeli pepaya adalah seminggu sekali, serta apabila harga pepaya naik
maka konsumen akan memilih untuk mencari alternatif buah lain; Evaluasi setelah pembelian, konsumen merasa puas
terhadap pepaya california di Pasar Harjamukti dan setelah membeli maka
konsumen akan melakukan pembelian ulang.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan.
Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor :
Ghalia Indonesia
Sutomo H., I Ketut Sukanata K. I., dan Martani R. K. Perilaku
Konsumen Terhadap Pembelian Pepaya
California. Jurnal Agrijati. 28 (1) : 115 – 144.
0 komentar:
Posting Komentar