This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 30 Desember 2017

Artikel Mendeley

Karakteristik Mutu Agribisnis Kopi Robusta di Lereng Gunung Tambora Sumbawa, Desa Giri Mekar Kabupaten Bandung, Kabupaten Solok, Kabupaten Jember, dan Analisis Daya Saing serta Pengembangan Komoditas Kopi Robusta di Indonesia.
           
            Eksplorasi potensi pengembangan kopi di daerah terpencil sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya. Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam hal pengembangan komoditas kopi, karena terdapat sumberdaya alam yang cukup banyak sebagai modal potensial untuk mengembangkan komoditas tersebut. Kopi merupakan komoditas potensial yang secara luas diusahakan oleh perkebunan rakyat maupun besar. Ditinjau dari aktivitas ekonominya, kopi dipandang sebagai komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan strategis untuk pemerataan pendapatan. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan petani beserta keluarganya di daerah terpencil, menyediakan kesempatan kerja, dan memberikan pemasukan bagi devisa negara. Berdasarkan wilayah pengembangannya, sentra penghasil kopi Robusta berada di wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Potensi pengembangan kopi Robusta dapat dilakukan di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung, karena komoditas kopi di wilayah tersebut termasuk komoditas andalan bagi pendapatan rumah tangga petani dan merupakan mata pencaharian utama masyarakat setempat sejak lebih dari satu abad yang lalu. Peningkatan daya saing kopi Robusta di kawasan tersebut merupakan upaya strategis untuk memperluas pangsa pasar domestik dan internasional.(Aklimawati, Yusianto, & Mawardi, 2014)
            Menurut Aklimawati et al., (2014) selain di wilayah Sumatera Selatan dan Lampung, areal pertanaman kopi rakyat juga terdapat di Tambora, dimana areal pertanaman kopi disana berada dalam satu hamparan walaupun terbentang di dua wilayah kabupaten, yaitu Dompu dan Bima. Pengelolaan kebun di kawasan ini sebagian besar dilakukan oleh petani. Kabupaten Dompu terpusat di Kecamatan Pekat dengan presentase sebesar 99,84% terhadap total luas areal tanaman. Sedangkan, di Kabupaten Bima sebagian besar berada di Kecamatan Tambora dengan persentase sebesar 87,33% terhadap total luas areal tanaman kopi. Hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing kabupaten hanya terdapat satu wilayah potensial untuk mengembangkan komoditas kopi petani.
            Indonesia adalah produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan menyumbang sekitar 6% dari produksi total kopi dunia. Indonesia juga merupakan pengekspor kopi terbesar keempat dunia dengan pangsa pasar sekitar 11% di dunia. Indonesia menjadi penghasil kopi Robusta terbaik terbaik kedua setelah Vietnam. Hal ini dapat dibuktikan dengan menggunakan kuisioner dan wawancara. Seperti dilakukan dengan teknik statistik deskriptif, yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan analisis usahatani. Contohnya potensi perkembangan komoditas kopi di Jawa Barat terdapat peningkatan, namun pemerintah provinsi masih terus mengupayakan dalam perluasan areal lahan kopi di Jawa Barat. Pemerintah mengawali tahun 2016 dengan membagikan benih kopi hingga 2 juta benih pohon, benih tersebut diberikan pada 65 kelompok tani dari 11 kabupaten di Jawa Barat. Pada tahun 2017 rencanya akan dibagikan 1 juta benih pohon kopi. Dengan bantuan benih pohon kopi ini, akan semakin menambah luas lahan perkebunan kopi di Jawa Barat hingga 35.486 hektar. (Amir, Rasmikayati, & Saefudin, 2017)
            Hingga saat ini kopi masih merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang penting dalam perekonomian Nasional. Kopi yang dimaksud disini adalah kopi robusta. Dari total produksi kopi Indonesia 90% nya adalah kopi robusta dan 10 % kopi arabika. Dari jumlah kopi yang diperdagangkan di pasar internasional 70% nya adalah kopi robusta, dan 30% kopi Arabika. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang mempunyai kontribusi cukup nyata dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penghasil bahan baku industri, penciptaan lapangan kerja serta pengembangan wilayah. (Amir et al., 2017)
            Tetapi dalam melakukan usahatani kopi robusta, para petani belum mengusahakannya melalui budidaya yang baik. Contohnya di Kabupaten Solok, dimana rata-rata produktifitas kopi robusta adalah 629,031 Kg/Ha. Menurut literatur produktifitas rata-rata untuk kopi robusta adalah 1.400 sampai 2.100 Kg/ha. Dengan demikian produktifitas kopi robusta di Kabupaten Solok masih tergolong rendah. Rendahnya mutu produksi kopi robusta disebabkan oleh pengelolaan kebun, panen dan penanganan pasca panen yang kurang memadai karena hampir seluruhnya kopi robusta diproduksi oleh perkebunan rakyat. Disamping itu, pasar kopi masih menyerap seluruh produk kopi dan belum memberikan insentif harga yang memadai untuk kopi bermutu baik. Budidaya kopi sebenarnya sudah dilakukan oleh petani sejak jaman penjajahan, tetapi pengelolaannya masih tetap tradisional.(Hariance, Febriamansyah, & Tanjung, 2015)
            Sebagai salah satu negara produsen utama kopi, Indonesia menghadapi ujian berat, karena selain kondisi tanaman yang sudah tua dan mutu produksi yang rendah, kemerosotan harga kopi yang menyebabkan kebun makin tidak terpelihara dan produktivitas makin rendah. Kondisi perkopian di berbagai daerah ternyata juga cukup memprihatinkan. Tetapi pengelolaan komoditas kopi telah membuka peluang bagi lima juta petani. Disamping itu, juga menciptakan lapangan kerja bagi pedagang pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Dalam konsep produksi, tinggi rendahnya produksi suatu usahatani ditentukan oleh beberapa faktor antara lain lahan pertanian, tenaga kerja, modal, manajemen, iklim, dan faktor sosial dan ekonomi produsen. Selain dipengaruhi faktor tersebut, produksi juga sangat dipengaruhi oleh kondisi setempat mengingat sifat pertanian yang adaptasinya tergantung pada kondisi setempat (local spesific). Setiap faktor produksi tersebut memiliki kemampuan dalam membatasi tinggi rendahnya tingkat produksi. (H.S, Sugeng, & Titin, 2015)
            Menurut Nalurita, Asmarantaka, & Jahroh, (2014) total produsen kopi di Indonesia mencapai 205 perusahaan, namun sebagian besar adalah perusahaan dengan usaha skala kecil yang hanya menguasai pangsa pasar 8%. Di pasar internasional, rendahnya mutu kopi Indonesia dan selera konsumen dunia yang lebih menyukai kopi jenis Arabika, sementara Indonesia hanya mampu menyumbang 27,7 persen kopi jenis Arabika dari total produksi kopi domestik, menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Penelitian mengenai daya saing kopi sudah banyak dilakukan. Diantaranya Asmarantaka, yang melakukan penelitian mengenai daya saing ekspor kopi Indonesia dengan data time series 1989 sampai 2008. Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis daya saing secara komparatif adalah RCA, yang menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing kopi secara komparatif dengan nilai RCA rata-rata 6,55. Sedangkan secara kompetitif adalah EPD, dimana diketahui bahwa meskipun ekspor kopi dunia mengalami pertumbuhan yang menurun, namun ekspor kopi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif.


Daftar Pustaka
Aklimawati, L., Yusianto, & Mawardi, S. (2014). Karakteristik Mutu dan Agribisnis Kopi Robusta di Lereng Gunung Tambora, Sumbawa. Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia, 30(2), 159–180.
Amir, H. N., Rasmikayati, E., & Saefudin, R. B. (2017). ANALISIS USAHATANI KOPI DI KELOMPOK TANI HUTAN GIRI SENANG DESA GIRI MEKAR KABUPATEN BANDUNG. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH, 4(3), 472–479.
H.S, T. M., Sugeng, R., & Titin, A. (2015). PROSPEK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ROBUSTA DI PT. KALIPUTIH KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER. JSEP, 8(2), 11–24.
Hariance, R., Febriamansyah, R., & Tanjung, F. (2015). AGRIBISNIS PERKEBUNAN RAKYAT KOPI ROBUSTA DI KABUPATEN SOLOK. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas, 14(1), 11–25.
Nalurita, S., Asmarantaka, W. R., & Jahroh, S. (2014). ANALISIS DAYASAING DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI INDONESIA. Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(1), 63–74.


Tahap-tahap menggunakan Aplikasi Mendeley

Cara melakukan "citation" dan daftar pustaka secara otomatis

Tahap-tahap menggunakan Aplikasi Mendeley dalam melakukan citation dan daftar pustaka secara otomatis 

1. Membuat artikel di MS Word terlebih dahulu dari kutipan yang ada di referensi 5 jurnal yang telah di pilih.


2. Setelah membuat artikel, MS Word jangan ditutup terlebih dulu. Lalu, membuka aplikasi Mendeley Dekstop. Maka akan menampilkan seperti gambar di bawah ini.


 3. Untuk menambah file, maka klikkotak warna merah à Add Files.


4. Memilih dokumen yang akan dimasukkan ke aplikasi Mendeley Dekstop.


5. Dokumen yang sudah dipilih, akan tertampil seperti gambar di bawah ini.


6. Setelah itu, pilih semua dokumen untuk mnegecek kebenaran data yang tercantum dengan yang di jurnal.


7. Jika terdapat kesalahan, maka harus diperbaiki dan disesuaikan dengan yang tercantum di jurnal.

8. Setelah semua dokumen sudah diperbaiki, klik tab menu Tools à Install / Uninstall MS Word Plugin. Jika belum terisntall, Mendeley Dekstop tidak bisa berfungsi di MS Word, jadi harus terinstall terlebih dahulu.


9. Jika sudah terinstall, buka artikel yang sudah dibuat, maka tampilan MS Word bisa dilihat melalui tab menu References.

10. Kemudian, untuk menampilkan citation, terlebih dahulu klik tempat dimana citation akan ditampilkan, lalu klik References à Insert Citation.


11. Maka akan muncul tampilan Insert Citation seperti di bawah ini. Di kotak dialog Insert Citation, ketikkan nama author/penulis dari jurnal yang dibuat.


12. Setelah mengetik nama author/penulis maka akan muncul seperti di bawah ini dan hal tersebut menunjukkan bahwa data yang dimasukkan tadi benar dan sesuai. Lalu klik OK.


13. Kemudian, klik OK.


14. Maka akan muncul tempilan citation sseperti di bawah ini.


15. Untuk memasukkan daftra pustaka secara otomatis, maka klik References à Insert Bibliography.


16. Maka daftar pustaka akan secara otomatis muncul seperti ini.



Pembiayaan Agribisnis

Sumber utama dana agribisnis adalah kekayaan bersih (net worth) perusahaan yang sering disebut juga modal sendiri.
A. Alasan Peningkatan Sumber Daya Keuangan
Alasan untuk meningkatkan sumber daya keuangan yaitu: Untuk memperluas dan atau meningkatkan pertumbuhan bisnis, Untuk melakukan aktifitas bisnis tambahan, Untuk menjaga atau meningkatkan likuiditas atau posisi kas perusahaan, Untuk meningkatkan posisi bersaing perusahaan.

B. Kapan Peningkatan Sumber Daya Keuangan Diperlakukan 
Uang memiliki sifat sangat cair/liquid dan terbatas sehingga kita perlu menentukan kapan sumber daya keuangan harus ditingkatkan.

C. Jenis-Jenis Modal Dan Pinjaman
Dalam konteks akuntansi modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis. Ada dua tipe modal yaitu modal asing dan modal sendiri.
1.      Modal Asing
Modal ini terutama memerhatikan kepentingannya sendiri, yaitu kepentingan kreditor.
Modal ini tidak berpengaruh terhadap penyelanggaraan perusahaan.
Modal ini mempunyai beban bunga tetap, tanpa memandang adanya keuntungan atau tidak.
Modal ini hanya turut sementara waktu bekerja sama dalam perusahaan.
Modal ini mempunyai hak untuk didahulukan (prefferent right) sebelum modal sendiri di dalam likuidasi.
2.      Modal Sendiri
Modal ini berkepentingan terhadap kesinambungan, kelancaran, dan keselamatan perusahaan.
Modal yang dengan kekuasaannya mampu mempengaruhi politik perusahaan.
Modal ynag berhaka atas laba sesudah pembayaran bunga kepada modal asing.
Modal yang digunakan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak tertentu lamanya.

Modal yang menjadi jaminan, dan haknya adalah setelah modal asing di dalam likuidasi.
Modal asing dan modal sendiri dapat dibedakan sebagai berikut:

No.
Modal Asing
Modal Sendiri
1. 
Modal ini terutama memerhatikan kepentingannya sendiri, yaitu kepentingan kreditor.
Modal ini berkepentingan terhadap kesinambungan, kelancaran, dan keselamatan perusahaan.
2.
Modal ini tidak berpengaruh terhadap penyelanggaraan perusahaan.
Modal yang dengan kekuasaannya mampu mempengaruhi politik perusahaan.
3.
Modal ini mempunyai beban bunga tetap, tanpa memandang adanya keuntungan atau tidak.
Modal ynag berhaka atas laba sesudah pembayaran bunga kepada modal asing.
4.
Modal ini hanya turut sementara waktu bekerja sama dalam perusahaan.
Modal yang digunakan dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak tertentu lamanya.
5.
Modal ini mempunyai hak untuk didahulukan (prefferent right) sebelum modal sendiri di dalam likuidasi.
Modal yang menjadi jaminan, dan haknya adalah setelah modal asing di dalam likuidasi.


D. Biaya Modal (Cost Of Modal)
Besarnya biaya riil yang harus ditanggung perusahaan tergantung pada : Besarnya bunga, Persyaratan jangka waktu pelunasan, Pengendalian usaha yang tidak bebas berupa saldo minimal, Tarif pajak

E. Penentuan Jumlah Pinjaman
Ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kemampuan agrobisnis untuk melunasi pinjaman yaitu Laba operasi pada tahun tersebut dan Penyusutan. Beberapa alat lain yang mempengaruhi kemampuan agribisnis untuk melunasi pinjaman adalah Anggaran kas dan laporan keuangan pro forma. Faktor penunjang yang mempengaruhi kemampuan agribisnis untuk melunasi pinjaman sebagai berikut: Tidak ada penanam modal yang akan menarik diri dalam masa sulit, Rasio solvensi, yaitu rasio antara kekayaan bersih terhadap utang, cukup baik, Jumlah modal besar, Aktiva tetap besar, Resiko dari aktiva yang dibeli kecil.

F. Prosedur Pinjaman
Pemberian kredit bank kepada masyarakatpada umumnya melalui tahap-tahap tertentu antara lain: Pengajuan/ pendaftaran, Pemeriksaan, Keputusan, Realisasi, Pengawasan dan pembinaan (jika ada), dan Pelunasan kredit. Dalam pelunasan digunakan pedoman 3R (Return, Repayment Capacity, Risk bearing ability) dan 5C (Character, Capacity, Capital, CollateralConditions) dalam pemberian kredit

G. Sumber-Sumber Keuangan Eksternal
Modal dari sumber ekternal adalah modal yang berasal dari luar perusahaan. Sumber modal yang tersedia untuk setiap agribisnis antara lain : Bank Komersial, Pinjaman dengan Jaminan Piutang Usaha, Bukti Penerimaan Gudang, Perusahaan asuransi, Lembaga Keuangan Komersial, Faktor, Peminjaman oleh Koperasi, Kredit Dagang, Leasing atau Penyewaan, Obligasi, Surat Hutang, Wesel Bayar.

H. Syarat-Syarat Pemilihan Bank
Syaratnya adalah sebagai berikut: Merupakan bank yang progresif, Jenis kredit yang ditawarkan, Ukuran bank yang diperlukan, Pegawai yang berbobot, Kebijakan bank, Persiapan dalam meminjam.

I. Pembiayaan Internal Untuk Agribisnis
Modal internal adalah modal yang dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Modal internal di dalam suatu perusahaan sebagai berikut : Modal Ekuitas, Saham Biasa, Saham Preferen, Penyusutan (depreciations)
KASUS
Dalam perkembangannya ada beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan. Salah satu faktor internal yang cukup berperan besar dalam mempengaruhi perkembangan usaha adalah modal untuk investasi maupun modal kerja. Permasalahan modal tersebut timbul karena tidak adanya titik temu UKM sebagai debitor dan pihak kreditor. Di sisi debitor, karakteristik dari sebagian besar UKM di Indonesia antara lain adalah masih belum menjalankan bisnisnya dengan prinsip-prinsip manajemen modern, belum memiliki badan usaha resmi, serta keterbatasan aset yang dimiliki. Sementara itu, di sisi kreditor, pemodal atau lembaga pembiayaan untuk melindungi risiko kredit, menuntut adanya kegiatan bisnis yang dijalankan dengan prinsip-prinsip manajemen modern, ijin usaha resmi serta adanya jaminan
Pembahasan dan Penyelesaian
Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah permodalan UKM tersebut, antara lain melalui pemberian subsidi bunga kredit bagi usaha kecil, dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) BUMN. Namun demikian, program subsidi maupun PKBL-BUMN hanya sebagian kecil kelompok UKM yang pada umumnya berlokasi di perkotaan.
Salah satu upaya lain yang dikembangkan oleh pemerintah dalam rangka mendorong perkembangan UKM dengan diterbitkannya peraturan pembentukan lembaga pembiayaan non bank yaitu Perusahaan Modal Ventura (PMV) Pada prinsipnya model PMV (venture capital) merupakan sistem kerjasama yang bersifat equity financingyakni memberikan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu perusahaan, atau di Indonesia dikenal sebagai Perusahaan Pasangan Usaha (PPU), untuk jangka waktu tertentu dan bersifat sementara. Karakteristik pengelolaan modal ventura yang demikian berbeda dengan pengelolaan pembiayaan modal lainnya, sehingga keberhasilan pengelolaan modal ventura akan sangat ditentukan oleh proses transformasi dalam mekanisme suatu organisasi.

Strategi Pemasaran Agrbisnis

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi (Assauri, 1999).
Tujuan strategi pemasaran :
1. untuk mendapatkan calon pembeli.
2. untuk mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan.
3. untuk memenangkan persaingan.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran 


a. lingkungan makro :
Demografi dan kondisi ekonomi 
Situasi politik/hukum 
Teknologi 
Sosial budaya 


b. lingkungan mikro :
Perantara pemasaran 
Pemasok 
Pesaing 
Masyarakat 


A. Segmentasi Pasar (Segmenting)
   Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 2001). Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
   Secara umum, terdapat tiga falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mendekati pasar, yakni pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan mendistribusi produk secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan pilihan produk berbeda untuk segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang mengembangkan produk untuk pasar yang spesifik.

1. Pemasaran masal, di mana para penjual memproduksi secara masal, mendistribusikan secara masal, dan mempromosikan secara masal satu produk kepada semua pembeli.
2. Pemasaran berbagai produk, di mana penjual memproduksi dua macam produk atau lebih yang mempunyai sifat, gaya, mutu, ukuran dan sebagainya yang berbeda
3. Pemasaran terarah, di sini penjual mengenali berbagai segmen pasar, memilih satu atau beberapa di antaranya, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing konsumen.

1. Segmentasi Geografik
   Segmentasi geografik membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik seperti negara, regional, propinsi, kota, wilayah kecamatan, wilayah kelurahan dan kompleks perumahan. Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi dalam satu atau beberapa wilayah geografik ini atau beroperasi di semua wilayah tetapi tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan psikologis konsumen.
   Banyak perusahaan dewasa ini “merigionalkan“ program pemasaran produknya, dengan melokalkan produk, iklan, promosi dan usaha penjualan agar sesuai dengan kebutuhan masingmasing regional, kota, bahkan kompleks perumahan.



2. Segmentasi Demografi
   Segmentasi pasar demografik membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti jenis kelamin, umur, status perkawinan, jumlah keluarga, umur anak, pendapatan, jabatan, lokasi geografi, mobilitas, kepemilikan rumah, pendidikan, agama,
ras atau kebangsaan. Faktor-faktor demografik ini merupakan dasar paling populer untuk membuat segmen kelompok konsumen.

a. Umur dan Tahap Daur Hidup
   Perusahaan menggunakan segmentasi umur dan daur hidup, yakni menawarkan produk berbeda atau menggunakan pendekatan pemasaran yang berbeda untuk kelompok umur dan daur hidup berbeda. Misalnya, beberapa perusahaan makanan ringan “ciki” membuat produknya untuk konsumsi kaum anak-anak dan remaja.
b. Jenis Kelamin
   Perusahaan menggunakan segmentasi jenis kelamin untuk memasarkan produknya, misalnya pakaian, kosmetik, dan majalah. Banyak perusahaan kosmetika, yang mengembangkan produk parfum yang hanya ditujukan kepada para wanita atau kaum pria.
c. Pendapatan
   Pemasar produk telah lama menggunakan pendapatan menjadi segmentasi pemasaran produk dan jasanya, seperti mobil, kapal, pakaian, kosmetik dan jasa transportasi. Banyak perusahaan membidik konsumen kaya dengan barang-barang mewah dan jasa yang memberikan kenyamanan dan keselamatan ekstra, sebaliknya ada beberapa perusahaan kecil yang membidik konsumen dengan level social-ekonomi menengah ke bawah.
d. Segmentasi Demografik Multivariasi
   Perusahaan banyak yang mensegmentasi pasar dengan menggabungkan dua atau lebih variabel demografik. Misalnya, suatu pemasaran produk yang segmentasi pasarnya diarahkan pada umur dan jenis kelamin.

3. Segmentasi Psikografik
   Segmentasi psikografik membagi pembeli menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Dalam kelompok domografik, orang yang berbeda dapat mempunyai ciri psikografik yang berbeda.

a. Kelas Sosial
   Kelas sosial ternyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis mobil, pakaian, perabot rumah tangga, properti, dan rumah. Pemasar menggunakan variabel kelas sosial sebagai segmentasi pasar mereka.
b. Gaya Hidup
   Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya, dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Atas dasar itu, banyak pemasar atau produsen yang mensegmentasi pasarnya berdasarkan gaya hidup konsumennya. Sebagai misal, banyak produsen pakaian remaja yang mengembang-kan desain produknya sesuai dengan selera dan gaya hidup remaja.
c. Kepribadian
   Para pemasar juga menggunakan variabel kepribadian untuk mensegmentasi pasar, memberikan kepribadian produk mereka yang berkaitan dengan kepribadian konsumen. Strategi segmentasi pasar yang berhasil berdasarkan pada kepribadian telah dipergunakan untuk produk seperti kosmetik, rokok, dan minuman ringan.

4. Segmentasi Tingkah Laku
   Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar meyakini bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

a. Kesempatan
   Segmentasi kesempatan membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan kesempatan ketika pembeli mendapat ide untuk membeli atau menggunakan barang yang dibeli. Pembeli dapat dikelompokkan menurut kesempatan ketika mereka mendapat ide untuk membeli, benar-benar membeli, atau menggunakan barang yang dibeli. Segmentasi kesempatan dapat membantu perusahaan meningkatkan pemakaian produknya.
   Sebagai misal, Kodak menggunakan segmentasi kesempatan untuk merancang dan memasarkan kamera sekali pakai. Konsumen hanya perlu memotrek dan mengembalikan film, kamera, dan semuanya, untuk diproses. Dengan menggabungkan lensa, kecepatan film, dan peralatan tambahan yang lain. Kodak mengembangkan kamera versi khusus untuk hampir segala macam kesempatan, dari fotografi bawah air sampai memotret bayi.
b. Manfaat yang Dicari
   Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat membagi pasar menjadi kelompok menurut beragam manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat, dan merek utama yang mempunyai manfaat.
Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya, serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat itu.
c. Status Pengguna
   Pasar dapat disegmentasi menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali, danpengguna regular dari suatu produk. Pemimpin pemasaran akan memfokuskan pada cara menarik pengguna potensial, sedangkan perusahaan yang lebih kecil akan memfokuskan pada cara menarik pengguna saat ini agar meninggalkan pimpinan pemasaran.
d. Tingkat Pemakaian
   Dalam segmentasi tingkat pemakaian, pasar dapat dikelompokkan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat seringkali hanya sebagian kecil dari pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian.
  Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, yakni separuh pengguna ringan, dan separuh pengguna berat, menurut tingkat pembelian dari produk spesifik. Sebagai contoh, ditunjukkan bahwa sejumlah 41% rumah tangga yang disurvai membeli bir, sebesar 87% pengguna berat peminum bir (hampir tujuh kali lipat dari pengguna ringan).
e. Status Loyalitas
   Sebuah perusahaan dapat disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal(membeli selalu membeli satu jenis produk), kelompok lain agak loyal (mereka loyal pada dua merek atau lebih dari suatu produk, atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek yang lain).
   Pemasar harus berhati-hati ketika menggunakan loyalitas merek dalam strategi segmentasinya. Pola pembelian yang loyal pada merek ternyata mencerminkan sebagai kebiasaan, sikap acuh tak acuh, harga yang rendah atau daftar yang telah tersedia.

Persyaratan Segmentasi Yang Efektif
   Ada banyak cara untuk mensegmentasi pasar, namun tidak semua segmentasi efektif. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif. Keempat faktor tersebut adalah:

1. Dapat diukur (Measurability), yaitu informasi mengenai sifatsifat pembeli yang mencakup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen masyarakat kaya sebagai calon pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota Kijang.
2. Dapat dijangkau (Accessibility), yaitu segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3. Besarnya cakupan (Substantiality), yaitu tingkat keluasan segmen pasar dan menjanjikan keuntungan bila dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogen dengan jumlah yang cukup besar, sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan program pemasaran yang disesuaikan.
4. Dapat dilaksanakan, yakni program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut. Sebagai misal, walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota mengidentifikasi sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk mengembangkan pemasaran terpisah bagi tiap segmen.
5. Memberikan keuntungan (profitable)
Segmentasi pasar bukanlah pekerjaan yang mudah. Apabila segmen-segmen pasar yang telah terbentuk masing-masing atau sebagian besar tidak memberikan keuntungan dari perbedaan tersebut, maka usaha ini tidak bermanfaat. Artinya hanya segmen-segmen yang memberikan peluang untuk keuntungan rancangan tersebut yang bermanfaat.

B. Target Pasar (Targetting)
   Dalam menetapkan sasaran pasar (target pasar), perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar, dengan cara mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan dicapai. Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan memutuskan berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani oleh perusahaan. Penentuan target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi, sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan dilayaninya sebagai target pasar.

Target pasar adalah kelompok konsumen yang agak homogen, yang akan dijadikan sasaran pemasaran perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan ditetapkannya target pasar, perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Target pasar perlu ditetapkan, karena bermanfaat dalam :

1. Mengembangkan posisi produk dan strategi bauran pemasaran.
2. Memudahkan penyesuaian produk yang dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang dijalankan (harga yang tepat, saluran distribusi yang efektif, promosi yang tepat) dengan target pasar.
3. Membidik peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru.
4. Memanfaatkan sumber daya perusahaan yang terbatas seefisien dan seefektif mungkin
5. Mengantisipasi persaingan
Dengan mengidentifikasikan bagian pasar yang dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada pada posisi lebih baik dengan melayani konsumen tertentu dari pasar tersebut.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi target pasar, antara lain :
1. Sumber-sumber perusahaan. Bila sumber daya yang dimiliki sangat terbatas maka strategi target pasar yang tepat adalah concentrated marketing.
2. Homogenitas produk. Untuk produk yang homogen, maka strategi yang tepat untuk target pasarnya adalah undifferentiated.
3. Tahap-tahap dalam siklus kehidupan produk. Strategi yang tepat bagi produk baru adalah undifferentiated marketing. Untuk produk-produk yang banyak variasinya dapat digunakan juga concentrated marketing. Pada tahap kedewasaan produk digunakan strategi differenciated marketing.
4. Homogenitas pasar. Undifferentiated marketing cocok digunakan karena pembeli punya cita rasa yang sama, jumlah pembelian yang sama dan memiliki reaksi yang sama terhadap usaha pemasaran perusahaan.
5. Strategi pemasaran pesaing. Bila menghadapi pesaing yang menempuh strategi sama dengan strategi perusahaan, maka perusahaan harus lebih aktif mengadakan segmentasi untuk mendapat keberhasilan.

Untuk melakukan evaluasi target pasar diperlukan informasi dan analisis data yang berkenaan dengan :
1. Produk yang dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang dijalankan.
Perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat untuk setiap target pasar dengan mempertimbangkan apakah produk tersebut masih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan target pasar.
2. Kepuasan konsumen yang menjadi target pasar.
Kepuasan konsumen dapat diukur dari suara konsumen, kritik, saran, atau keluhan terhadap strategi pemasaran produk perusahaan. Makin kooperatif konsumen, makin puas pula konsumen terhadap strategi pemasaran produk perusahaan.
3. Laba perusahaan. 
Pencapaian tingkat laba ditentukan oleh pencapaian tingkat penjualan yang direncanakan dan harga penjualan yang ditetapkan. Makin tinggi tingkat berarti makin berhasil strategi perusahaan tersebut. 


C. Diferensiasi dan Positioning
   Setelah mengidentifikasi segmen pasar, maka sebuah perusahaan juga harus mengidentifikasi cara-cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya dan memilih “competitive positioning”.

Diferensiasi
   Pada dasarnya diferensiasi adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing (Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi berikut ini :
a. Diferensiasi Produk, membedakan produk utama berdasarkan keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan, kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan produk.
b. Diferensiasi Pelayanan, membedakan pelayanan utama berdasarkan kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan dan perbaikan.
c. Diferensiasi Personil, membedakan personil perusahaan berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik.
d. Diferensiasi Saluran, langkah pembedaan melalui cara membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut.
e. Diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan perbedaan identitas melalui penetapan posisi, perbedaan lambang dan perbedaan iklan.

Pemposisian Produk di Pasar (Positioning)
   Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi antara lain :

a. Positioning menurut atribut produk.
b. Positioning menurut manfaat.
c. Positioning menurut harga/ kualitas.
d. Positioning menurut penggunaan/ penerapan.
e. Positioning menurut pemakai.
f. Positioning menurut pesaing.
g. Positioning menurut kategori produk.

D. Strategi Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
   Marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.
   Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai oleh seseorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa 
Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:

1. People: Faktor manusia (yang terlibat secara langsung & tidak langsung) dalam aktiviti penyampaian produk di pasaran tidak patut dikecualikan.
2. Process: Proses / aliran kerja termasuk arahan dan prosedur yang bertepatan bagi setiap aktiviti merupakan elemen yang akan menentukan keberkesanan dan kejayaan pemasaran.
3. Physical Evidence: Kebolehan dan keupayaan industri dalam penyampaian perkhidmatan mestilah dipadankan bersesuaian dengan persekitaran pasaran di mana perkhidmatan diberikan.

E. Konsep Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle – PLC)

   Dalam menentukan strategi pemasaran terhadap suatu produk, maka perlu dianalisis mengenai siklus hidup produk (Product Life Cycle – PLC) dari produk sejenis yang dibuat, hal ini disebabkan karena :
1. Produk, pasar (permintaan konsumen), dan pesaing akan berubah sepanjang siklus hidup produk.
2. Produk memiliki umur yang terbatas.
3. Penjualan produk akan melalui berbagai tahap yang khas, dan masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjualnya.
4. Laba akan naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
5. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklusnya.