Rabu, 26 Februari 2020

Kepribadian Dan Psikografis, Pembelajaran Dan Sikap


KEPRIBADIAN DAN PSIKOGRAFIS, PEMBELAJARAN DAN SIKAP


NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

A. KEPRIBADIAN DAN PSIKOGRAFIS
     1. Definisi Kepribadian dan psikografis
               Ada beberapa pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, pengertian kepribadian tersebut antara lain:
a. Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
         Jadi, dari pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli di atas dapat diambil sebuah garis merah yaitu kepribadian merupakan suatu bentuk perilaku individu yang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan individu tersebut dengan individu yang lainnya. Sedangkan psikografis adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
     2. Teori Kepribadian
           a. Teori kepribadian Abraham Maslow
           b. Teori kepribadian Freud
               Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri manusia (drive) seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud kepribadian manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi yaitu Id, Superego, dan Ego.
1. Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks.
2. Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma social, etika, dan nilai-nilai masyarakat.
3. Ego, merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego menjadi penengah antara Id dan Superego.
     3. Cara Mengukur Kepribadian
             Cara mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara lain:
a. Observasi, menilai kepribadian dengan cara mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja, dan juga hasilnya.
b.  Wawancara (Interview), menilai kepribadian dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni, wawancara dilakukan secara santai, karena suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling terbuka, sehingga sesuatu yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di interview adalah murni.
c. Inventory, yang merupakan sejenis kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Inventory yang terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF.
d. Tekhnik Proyektif, dimana orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes uang digunakan adalah tes Rorschach, TAT, DAM.
e. Biografi dan Autobiografi, melalui riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan lain sebagainya.
f. Catatan Harian, catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.

       B. PEMBELAJARAN
      1. Definisi Pembelajaran
            Menurut Assael (1997) pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalaman di masa lalu. Jenis khusus pembelajaran yang memadukan aspek-aspek dari teori pembelajaran kognitif atau perilaku adalah pembelajaran vicarious (pencontohan) merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain (model) dan akibat dari perilaku yang bersangkutan.
    2. Teori Pembelajaran
                Teori belajar atau pembelajaran ini menyatakan bahwa perilaku sesorang merupakan hasil belajar dari pengalaman selama hidupnya. Makhluk hidup, khususnya manusia pasti memiliki kebiasaan yang timbul akibat kebiasaan atau pembelajaran, begitu pula halnya dengan manusia sebagai konsumen. Konsumen memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi barang maupun jasa yang menyebabkan dia belajar dari pengalaman tersebut. Jika suatu produk yang dipilih dirasa mengecewakan, makan konsumen akan ragu untuk memakai barang atau jasa tersebut lagi.
           Seorang konsumen yang belum memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi suatu produk maka pilihan terhadap produk tentu tidak hanya didasarkan pada pengalamannya sendiri. Belajar juga dapat dilakukan berdasarkan pengalaman orang lain. Oleh karena itu, para distributor atau bagian pemasaran perlu menciptakan komunikasi informal (word of mouth communication) yang positif tentang perusahaan agar perusahaan diuntungkan dalam proses berbagi pengalaman sebagai pembelajaran terhadap konsumen. Caranya adalah dengan menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.
             Teori belajar atau pembelajaran memiliki kelemahan dan kurang efektif untuk dilakukan apabila perusahaan menawarkan suatu produk yang baru dan sama sekali belum pernah dikonsumsi oleh konsumen. Tentu karena barunya suatu produk, maka konsumen tidak memiliki pandangan mengenai produk tersebut sehingga menimbulkan keraguan. Beberapa konsumen mungkin akan tetap membeli suatu produk meskipun belum terbukti kualitasnya, namun golongan konsumen yang demikian sangat sedikit jumlahnya dibandingkan mereka yang melakukan pembelian berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain.
       3. Kesetiaan Pelanggan
             Loyalitas   adalah   satu-satuny alat   untuk   setia perusahaa untuk bertahan dalam persaingan yang berat. Membantu dalam menciptakan hubungan antara konsumen dan produsen. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk berpindah kepada produk pesaing. Loyalitas dapat dilihat dari seberapa seringnya konsumen mendatangi sebuah toko yang disukainya dibanding toko pesaing. Jika konsumen menjadi loyal terhadap merek disebabkan oleh kualitas yang memuaskan, dalam loyalitas toko, penyebab loyal ialah kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola maupun karyawan toko.

       C. SIKAP
       1. Definisi Sikap
           Thurstone mengemukakan bahwa sikap merupakan sejumlah pengaruh yang dimiliki oleh seseorang atas atau menentang suatu objek. Sedangkan menurut Gordon Allport, sikap merupakan suatu mental dan syaraf yang berhubungan dengan kesiapan dalam menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
        2. Teori Sikap
         a. Teori Belajar dan Reinforcement
        Seseorang tidak hanya mendapatkan informasi dan fakta, namun terdaoat nilai dan perasaan yang berkaitan dengan fakta tersebut. Untuk mendapatkan informasi dan perasaan tersebut, seseorang harus melalui proses asosiasi yang berbentuk stimulus yang muncul pada tempat dan kondisi yang sama.
         b. Teori Insentif
         Teori insentif memiliki pandangan dalam pembentuan sikap sebagai sebuah proses dalam menentukan baik atau buruk dari suatu kemungkinan. Pendekatan insentif memiliki asumsi bahwa seseorang akan berusaha untuk dapat memaksimalkan nilai dari berbagai hasil maupun akibat yang diinginkan dalam pengambilan sikap. Teori insentif lebih menekankan pada keuntungan maupu kerugian yang didapatkan oleh seseorang ketika mengambil posisi tertentu.
         c. Teori Konsistensi Kognitif
         Pendekatan konsistensi kognitif menggambarkan seseorang sebagai makhluk yang menemukan hubungan dan makna dalam struktur kognitif yang dimiliki.
        3. Fungsi sikap
            Daniel Kazt dalam (Setiadi, 2003) mengklasifikasikan fungsi-fungsi sikap menjadiempat, yaitu :
a.    Fungsi Utilatirian, merupakan fungsi sikap yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Pada fungsi ini seorang konsumen menunjukkan sikap kepuasan atau kekecewaan terhadap suatu produk.
b.    Fungsi Ekspresi Nilai, fungsi ini menjelaskan bahwa konsumen menunjukkan sikap terhadap suatu produk berdasarkan kemampuan produk tersebut untuk mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada diri.
c.     Fungsi Mempertahankan Ego, dapat terbentuk dari seorang konsumen yang cenderung untuk melindungi diri dari tantangan eksternal ataupun internal.
d.    Fungsi Pengetahuan, berfungsi untuk membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah informasi-informasi yang dibutuhkan.
        4. Factor Pembentuk Sikap Seseorang
Menururt Azwar (1988), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
a.    Pengalaman Pribadi, memiliki peran penting dalam membentuk sikap. Tidak memiliki pengalaman dengan objek psikologis maka akan cenderung membentuk sikap negatif terhadap suatu objek tersebut. Sikap akan mudah terbentuk apabila adanya keterlibatan faktor emosional dalam pengalaman pribadi.
b.    Pengaruh Kebudayaan, kebudayaan memiliki pengaruh pada pembentukan sikap. Jika lingkungan hidup seseorang berada dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, maka kemungkinan sikap yang timbul yaitu sikap positif terhadap nilai-nilai religius.
c.     Pengalaman Orang Lain, dari pengalaman-pengalaman yang mereka salurkan maka akan membentuk sikap yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Keluarga merupakan sumber yang penting dalam pembentukan sikap, karena keluarga yang pertama memberikan nilai dasar kehidupan.
d.    Media Massa, informasi dapat disampaikan menggunakan media massa yaitu televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan, memiliki fungsi untuk menanamkan konsep moral dalam diri individu. Ajaran moral yang diterima menjadi poin penting dalam pembentukan sikap
        5. Cara Mengubah Sikap Seseorang
              Mengubah sikap konsumen merupakan pertimbangan strategi pokok bagi kebanyakan pemasar. Proses pengubahan sikap konsumen bertujuan untuk memperkuat sikap positif para konsumen yang telah ada sehingga konsumen tidak akan beralih pada penawaran-penawaran pesaing. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengubah sikap, yaitu :
a.   Mengubah Fungsi Motivasional Dasar
b. Mengubungkan Produk dengan Golongan, Peristiwa, atau Kegiatan Amal Tertentu
c.   Memecahkan Masalah Dua Sikap yang Bertentangan
d.   Mengubah Komponen Model Multi-Sifat
e. Mengubah Keyakinan Terhadap Merk Pesaing
   

STUDI KASUS
Judul : Pengaruh Faktor Gaya Hidup, kelas   sosial dan  kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Matic Mio Sporty di Kota Palu
Oleh : Haris Abdul Kadir dkk
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palu
Kemajuan teknologi di bidang otomotif terutama kendaraan roda dua serta semakin sadarnya konsumen mendorong nilai-nilai kritisisme, tidak saja memaksa produsen untuk intensif membuat desain (teknik rekayasa) kendaraan yang dapat diterima pasar, tetapi mengharuskan mereka berpikir inovatif agar produk mereka senantiasa diterima pasar tidak saja dalam jangka pendek tetapi juga dapat diterima dalam jangka panjang. Disatu pihak kemajuan teknologi yang dipandang dari segi waktu dan biaya telah mendekatkan jarak antara konsumen dan produsen. Di lain pihak, kedekatan tersebut tidak berarti mempermudah usaha pemenuhan selera konsumen akan semakin membuat masalah tersebut semakin kompleks.
Salah satu kendaraan roda dua yang paling diminati oleh masyarakat Kota Palu sebagai alat transportasi adalah Yamaha Matic Mio Sporty. Kendaraan ini banyak diminati karena mampu melakukan inovasi setiap tahun yang menampilkan model-model baru sesuai dengan perkembangan zaman masa kini. Selain itu juga Yamaha Matic Mio Sporty baik digunakan untuk menempuh perjalanan jarak jauh bagi pengendaranya. Sehingga sangatlah wajar hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam proses pembelian. Kegiatan pembelian, apabila ditelusuri lebih dalam hanyalah merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses keputusan pembelian.
Keputusan pembelian terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, untuk itu dalam melakukan penjualan perlu diperhatikan hal tersebut. Perubahan yang akan berpengaruh langsung terhadap pola perilaku konsumen diantarana factor variabel segmentasi psikografi yang terdiri dari kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian m Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Gaya hidup terdiri dari beberapa instrumen pengukuran diantaranya : nilai ekslusivitas, terlihat trendy, keunikan desain, ekspresi diri, dan citra diri. Keyakinan responden terlihat dari persepsi responden yang menganggap bahwa jika mengendarai motor Yamaha Matic Mio Sporty mereka bisa mengekspresikan dirinya. Dengan body yang elegan dan sportif, motor yamaha Matic Mio Sporty semakin terlihat trendy bagi yang mengendarainya. Tidak heran jika sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty dijadikan masyarakat sebagai kendaraan yang dapat mengengkat citra diri sang pengguna.
Berdasarkan kelas social, kelas social juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva Motor. Kelas sosial merupakan sesuatu yang bersifat internal yang mempunyai pengaruh pada perilaku individu. Dengan mengendarai sepeda Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva Motor mereka akan memberikan suatu nilai tersendiri dalam status sosial bagi yang mengendarainya. Bagi masyarakat saat ini, mereka harus bekerja keras agar mendapatkan penghasilan yang besar, dengan adanya penghasilan yang cukup besar, mereka percaya bisa membeli sesuatu yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan dapat menaikkan tingkat status sosial mereka di mata masyarakat lain.
Bardasarkan kepribadian, hal ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Masyarakat yakin bahwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty, mereka mempunyai rasa percaya diri saat melintasi atau mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty di jalan raya.  Rekomendasi dari orang lain juga menjadi salah satu faktor dalam memutuskan membeli sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty. Orang-orang banyak merekomendasikan motor Yamaha Matic Mio Sporty kepada orang lain karena setelah mempunyai dan mengendarai sepeda motor miliknya, mereka merasa adanya kepuasan tersendiri. Atas dasar itulah orang-orang yang mempunyai motor Yamaha Matic Mio Sporty mau merekomendasikan motor Yamaha Matic Mio Sporty kepada orang lain yang dijumpai.


DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan. Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Kadir A. H, dkk. 2018. Pengaruh Faktor Gaya Hidup, kelas   sosial dan  kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Matic Mio Sporty di Kota Palu. Jurnal Sinar Manajemen. 5 (2).


0 komentar:

Posting Komentar