PERSEPSI KONSUMEN
NAMA
: RINA CHINTYA D.
NIM
: 170321100004
KELAS
: PERILAKU KONSUMEN – C
A. Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli
1. Menurut Supranto
Limakrisna (2011), persepsi merupakan pedoman atau petunjuk yang sangat penting
untuk strategi pemasaran, yaitu pemahaman tentang strategi eceran, pengembangan
merek dan logo, strategi media, iklan dan desain kemasan, pengembangan label,
evaluasi iklan, dan masalah etika.
2. Menurut Kotler
(2005), persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi dengan tujuan untuk
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3. Menurut Solomon
(2002), persepdi adalah proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang
dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.
Jadi, individu bertindak
dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka dan bukan berdasarkan realitas yang
objektif. Jadi, bagi seorang produsen atau pemasar, persepsi jauh lebih penting
daripada pengetahuan mengenai realitas objektif, karena jika seseorang berpikir
mengenai realitas maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah realitas yang
sesungguhnya. Akan tetapi, hal apa saja yang dipikirkan konsumen bisa dijadikan
sebagai realitas yang akan mempengaruhi tindakan mereka.
B. Pemicu Persepsi Yang Berbeda
1. Perhatian selektif, yang berarti bahwa
konsumen tidak menanggapi semua rangsangan yan berhubungan dengan kebutuhannya
saat itu, memperhatikan rangsangan yang diantisipasi dan cenderung
memperhatikan rangsangan yang deviasi besar terhadap ukuran rangasnagan normal.
2. Distorsi selektif, yaitu yang merupakan
kecenderungan orang untuk mengubah suatu informasi menjasi bermakna pribadi dan
menginterpretasi informasi itu dengan cara akan mendukung prakonsepsinya.
3. Ingatan selektif,
yaitu seseorang yang cenderung akan mengingat hal – hal yang baik yang
disebutkan tentang produk yang bersaing.
C. Strategi Pemasaran Dalam Persepsi
1. Strategi eceran, dimana pengecer
memanfaatkan keterbukaan yang ternyata sangat efektif. Toko dipenuhi dengan
item yang sering dibeli dan disusun secara berjejer/berurutan. Sehingga akan
banyak konsumen yang melewatinya, dan hal ini akan menambah keterbukaan sebagai
rangsangan/stimulus. Dan produk yang mendatangkan keuntungan besar akan
diletakkan dilokasi yang banyak dilewati oleh consume, sehingga akan
meningkatkan keterbukaan.
2. Pengembangan nama merek dan logo, dimana
seorang pemasar atau produsen banyak menggunakan stategi seperti “co-branding”, dan “joiny marketing”. Dan perusahaan yang memperhatikan “co-branding” harus yakin bahwa pasar sasarannya memandang pasaran potensial
secara positif dan kedua mereka bisa cocok untuk digabung sesuai dengan yang
dikehendaki iklan untuk meningkakan nilai.
3. Strategi
media, fakta bahwa proses keterbukaan selektif daripada random merupakan dasar
untuk strategi media yang efektif. Oleh karena keterbukaan tidak acak, maka
pendekatan yang tepat adalah menentukan media mana yang paling sering diekpose
untuk konsumen dari pasar sasaran dan menempatkan pesan iklan dalam media
tersebut.
4. Iklan dan desain
kemasan, dimana iklan dan desain kemasan disini memiliki 2 fungsi yang kritis
yaitu mencakup perhatian dan menjelaskan arti. Ada 2 strategi yang dapat
dilakukan yaitu :
- Menggunakan karakteristik stimulus seperti iklan, halaman produk, warna terang, animasi kartun untuk menarik perhatian konsumen terhadap iklan.
- Mengaitkan pesan ilan sengan suatu topik dimana pasar sasaran tertarik, misalnya dengan menggunakan bantuan selebritis atau model yang menarik, sehingga nantinya akan menarik minat dari konsumen.
5. Mengembangkan label
peringatan dan penolakan, dimana pemerintah, kelompok sasaran dan pemasar yang etis
bisa secara aktif untuk melaksanakan tugas mereka yang utama, yaitu bisa
memberitahukan kepada para konsumen atau pengguna produk bahwa produk yang
dibeli bisa menimbulakn resiko. Sehingga pegguna bisa membuat keputusan yang
tepat tentang produk yang akan digunakan (memahami dan mengerti) akibat negative
apa yang timbul dikemudian hari.
6. Evaluasi iklan, suatu
iklan yang sukses atau pesan pemasaran lainnya harus memiliki 4 syarat, yaitu :
- Keterbukaan seara fisik harus mencapai konsumen.
- Perhatian, konsumen harus memperhatikan.
- Interpretasi, harus diiterpretasikan secara tepat.
- Memori, harus bisa disimpan dalam memori sehingga memungkinkan untuk dipakai dan dimanfaatkan dalam situasi yang tepat dikemudian hari.
D. Motivasi Persepsi
Menurut zamroni (2006) faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah :
1. Motif,
merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif dapat
menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu atau sebaliknya.
2. Kesediaan
dan harapan, dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima
selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Intensitas
rangsangan, kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi
individu.
4. Pengulangan, suatu
rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik
perhatian sebelum mencapai titik jenuh. Menurut zamroni (2006), faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi yaitu stimulus yang kuat, fisiologi atau psikologi,
dan lingkungan.
Sedangkan menurut Stephen Robins (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi
persepsi adalah :
1. Pelaku
persepsi, cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku
individu.
2. Target
atau objek, karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat
mempengaruhi apa yang dipersepsikan untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan
yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Situasi, unsur-unsur
lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur itu misalnya tempat,
waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor
situasional.
STUDI KASUS
Judul : Persepsi Konsumen Terhadap
Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux)
Oleh : Nurina Orta Darmawati, Putri Dwitasari
dan Luri Renaningtyas, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Iklan
dapat menyampaikan informasi mengenai produk baik berupa barang maupun jasa
yang mereka tawarkan kepada para konsumen. Iklan merupakan sebuah perangkat yang ampuh untuk
menciptakan ‘need’, ‘want’ and ‘buy’. Iklan di televise yang menyampaikan pesan
verbal visual dari produsen kepada konsumen harus memiliki strategi kreatif
dalam menghadapi persaingan dengan produk sejenis, dann hal ini menyebabkan
adanya persaingan dalam merebut perhatian khalayak untuk iklan-iklannya. Periklanan
harus dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik minat masyarakat, orisinal,
serta memiliki ciri khas dan persuasif sehingga para konsumen secara suka rela
terdorong untuk melakukan tindakan yang diinginkan pengiklan.
Saat
ini dalam berbagai iklan, penggunaan selebriti menjadi salah satu taktik atau strategi
pemasaran yang dinilai efektif untuk membentuk stopping power bagi audiens. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan suatu merk produk dan membentuk identitas serta menentukan
citra produk yang diiklankan. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan
(advertising appeals) dinilai dapat mempengaruhi preferensi dan penilaian konsumen
karena selebriti menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Meskipun
mereka adalah aktor, selebriti, eksekutif, atau kepribadian yang diciptakan,
endorser terbaik adalah mereka yang bisa membangun citra merek yang kuat.
Berdasarkan
hasil penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap endorser sabun Lux, maka
penjelasan pada masing-masing kriteria yaitu :
a. Kredibilitas, responden menilai unsur
kredibilitas endorser Lux dari kepintaran seorang endorser, popularitas,
prestasi, kepandaian merepresentasikan diri di hadapan publik, kepandaiannya
bicara dan berdandan, serta kelakuannya yang baik di mata publik. Dari
banyaknya kriteria kredibilitas yang disebutkan, jelas kredibilitas endorser
telah dipersepsi dengan baik oleh konsumen.
b. Daya tarik, selebriti dapat menjadi
kekuatan yang digunakan oleh pengiklan sebagai daya tarik produk. Oleh karena
itu pemilihan endorser yang cocok sangatlah penting untuk menyampaikan pesan
tertentu kepada target audience, untuk selanjutnya pesan tersebut dipersepsi sendiri
oleh para konsumen yang dituju tadi. Daya tarik meliputi keramahan,
menyenangkan, fisik, pekerjaan sebagai dimensi dari konsep daya tarik. Unsur
daya tarik merupakan unsur tertinggi yang dipersepsi oleh konsumen, dan
penampilan endorser dengan daya tarik dapat sangat mempengaruhi persepsi
konsumen akan produk. Banyaknya unsur daya tarik yang ada pada endorser sabun
Lux juga berarti bahwa semakin sesuai pesan iklan yang ingin disampaikan dan
endorser yang membawakan.
c. Kecocokan, konsumen cenderung lebih
menyukai endorser dengan kemiripan karakteristik dengan dirinya. Seorang
selebriti dituntut untuk memiliki kriteria kecocokan dengan produk atau citra
yang ingin dibentuk oleh produsen. Selebriti tersebut dituntut untuk memiliki
kesamaan karakter dengan konsumen dalam hal umur, gender, etnis dan kelas
sosialnya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati
O. T, dkk. 2017. Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi
Kasus Sabun Lux). Jurnal Desain. 16 (1).
Dwiastuti
R. dkk. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang : UB Press.
Subakti
G. A. dkk. 2018. Analisis Persepsi Konsumen (Studi Kasus Molecular
Mixology Di Loewy, Jakarta). Tourism And
Hospitality Essentials (THE) Journal. 8 (1).
Taan
Hapsawati. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja. Yogyakarta : ZAHR Publishing.
0 komentar:
Posting Komentar