Rabu, 19 Februari 2020

Persepsi Konsumen


PERSEPSI KONSUMEN
NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

                    A. Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli
1. Menurut Supranto Limakrisna (2011), persepsi merupakan pedoman atau petunjuk yang sangat penting untuk strategi pemasaran, yaitu pemahaman tentang strategi eceran, pengembangan merek dan logo, strategi media, iklan dan desain kemasan, pengembangan label, evaluasi iklan, dan masalah etika.
2. Menurut Kotler (2005), persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi dengan tujuan untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3. Menurut Solomon (2002), persepdi adalah proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.

Jadi, individu bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka dan bukan berdasarkan realitas yang objektif. Jadi, bagi seorang produsen atau pemasar, persepsi jauh lebih penting daripada pengetahuan mengenai realitas objektif, karena jika seseorang berpikir mengenai realitas maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah realitas yang sesungguhnya. Akan tetapi, hal apa saja yang dipikirkan konsumen bisa dijadikan sebagai realitas yang akan mempengaruhi tindakan mereka.

         B. Pemicu Persepsi Yang Berbeda
1. Perhatian selektif, yang berarti bahwa konsumen tidak menanggapi semua rangsangan yan berhubungan dengan kebutuhannya saat itu, memperhatikan rangsangan yang diantisipasi dan cenderung memperhatikan rangsangan yang deviasi besar terhadap ukuran rangasnagan normal.
2. Distorsi selektif, yaitu yang merupakan kecenderungan orang untuk mengubah suatu informasi menjasi bermakna pribadi dan menginterpretasi informasi itu dengan cara akan mendukung prakonsepsinya.
3. Ingatan selektif, yaitu seseorang yang cenderung akan mengingat hal – hal yang baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing.

                     C. Strategi Pemasaran Dalam Persepsi
1. Strategi eceran, dimana pengecer memanfaatkan keterbukaan yang ternyata sangat efektif. Toko dipenuhi dengan item yang sering dibeli dan disusun secara berjejer/berurutan. Sehingga akan banyak konsumen yang melewatinya, dan hal ini akan menambah keterbukaan sebagai rangsangan/stimulus. Dan produk yang mendatangkan keuntungan besar akan diletakkan dilokasi yang banyak dilewati oleh consume, sehingga akan meningkatkan keterbukaan.
2. Pengembangan nama merek dan logo, dimana seorang pemasar atau produsen banyak menggunakan stategi seperti “co-branding”, dan “joiny marketing”. Dan perusahaan yang memperhatikan “co-branding” harus yakin bahwa pasar sasarannya memandang pasaran potensial secara positif dan kedua mereka bisa cocok untuk digabung sesuai dengan yang dikehendaki iklan untuk meningkakan nilai.
3. Strategi media, fakta bahwa proses keterbukaan selektif daripada random merupakan dasar untuk strategi media yang efektif. Oleh karena keterbukaan tidak acak, maka pendekatan yang tepat adalah menentukan media mana yang paling sering diekpose untuk konsumen dari pasar sasaran dan menempatkan pesan iklan dalam media tersebut.
4. Iklan dan desain kemasan, dimana iklan dan desain kemasan disini memiliki 2 fungsi yang kritis yaitu mencakup perhatian dan menjelaskan arti. Ada 2 strategi yang dapat dilakukan yaitu :
    • Menggunakan karakteristik stimulus seperti iklan, halaman produk, warna terang, animasi kartun untuk menarik perhatian konsumen terhadap iklan.
    • Mengaitkan pesan ilan sengan suatu topik dimana pasar sasaran tertarik, misalnya dengan menggunakan bantuan selebritis atau model yang menarik, sehingga nantinya akan menarik minat dari konsumen.

5. Mengembangkan label peringatan dan penolakan, dimana pemerintah, kelompok sasaran dan pemasar yang etis bisa secara aktif untuk melaksanakan tugas mereka yang utama, yaitu bisa memberitahukan kepada para konsumen atau pengguna produk bahwa produk yang dibeli bisa menimbulakn resiko. Sehingga pegguna bisa membuat keputusan yang tepat tentang produk yang akan digunakan (memahami dan mengerti) akibat negative apa yang timbul dikemudian hari.
6. Evaluasi iklan, suatu iklan yang sukses atau pesan pemasaran lainnya harus memiliki 4 syarat, yaitu :
    • Keterbukaan seara fisik harus mencapai konsumen.
    • Perhatian, konsumen harus memperhatikan.
    • Interpretasi, harus diiterpretasikan secara tepat.
    • Memori, harus bisa disimpan dalam memori sehingga memungkinkan untuk dipakai dan dimanfaatkan dalam situasi yang tepat dikemudian hari.
                 D. Motivasi Persepsi
Menurut zamroni (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah : 
1. Motif, merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu atau sebaliknya.
2. Kesediaan dan harapan, dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Intensitas rangsangan, kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu.
4. Pengulangan, suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh. Menurut zamroni (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu stimulus yang kuat, fisiologi atau psikologi, dan lingkungan.

            Sedangkan menurut Stephen Robins (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Pelaku persepsi, cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi  oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu.
2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Situasi, unsur-unsur lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur itu misalnya tempat, waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor  situasional.


STUDI KASUS
Judul : Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux)
Oleh : Nurina Orta Darmawati, Putri Dwitasari dan Luri Renaningtyas, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
              Iklan dapat menyampaikan informasi mengenai produk baik berupa barang maupun jasa yang mereka tawarkan kepada para konsumen. Iklan merupakan sebuah perangkat yang ampuh untuk menciptakan ‘need’, ‘want’ and ‘buy’. Iklan di televise yang menyampaikan pesan verbal visual dari produsen kepada konsumen harus memiliki strategi kreatif dalam menghadapi persaingan dengan produk sejenis, dann hal ini menyebabkan adanya persaingan dalam merebut perhatian khalayak untuk iklan-iklannya. Periklanan harus dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik minat masyarakat, orisinal, serta memiliki ciri khas dan persuasif sehingga para konsumen secara suka rela terdorong untuk melakukan tindakan yang diinginkan pengiklan.
              Saat ini dalam berbagai iklan, penggunaan selebriti menjadi salah satu taktik atau strategi pemasaran yang dinilai efektif untuk membentuk stopping power bagi audiens. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk mengkomunikasikan suatu merk produk dan membentuk identitas serta menentukan citra produk yang diiklankan. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan (advertising appeals) dinilai dapat mempengaruhi preferensi dan penilaian konsumen karena selebriti menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Meskipun mereka adalah aktor, selebriti, eksekutif, atau kepribadian yang diciptakan, endorser terbaik adalah mereka yang bisa membangun citra merek  yang kuat.
              Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap endorser sabun Lux, maka penjelasan pada masing-masing kriteria yaitu :
a. Kredibilitas, responden menilai unsur kredibilitas endorser Lux dari kepintaran seorang endorser, popularitas, prestasi, kepandaian merepresentasikan diri di hadapan publik, kepandaiannya bicara dan berdandan, serta kelakuannya yang baik di mata publik. Dari banyaknya kriteria kredibilitas yang disebutkan, jelas kredibilitas endorser telah dipersepsi dengan baik oleh konsumen.
b. Daya tarik, selebriti dapat menjadi kekuatan yang digunakan oleh pengiklan sebagai daya tarik produk. Oleh karena itu pemilihan endorser yang cocok sangatlah penting untuk menyampaikan pesan tertentu kepada target audience, untuk selanjutnya pesan tersebut dipersepsi sendiri oleh para konsumen yang dituju tadi. Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, pekerjaan sebagai dimensi dari konsep daya tarik. Unsur daya tarik merupakan unsur tertinggi yang dipersepsi oleh konsumen, dan penampilan endorser dengan daya tarik dapat sangat mempengaruhi persepsi konsumen akan produk. Banyaknya unsur daya tarik yang ada pada endorser sabun Lux juga berarti bahwa semakin sesuai pesan iklan yang ingin disampaikan dan endorser yang membawakan.

c. Kecocokan, konsumen cenderung lebih menyukai endorser dengan kemiripan karakteristik dengan dirinya. Seorang selebriti dituntut untuk memiliki kriteria kecocokan dengan produk atau citra yang ingin dibentuk oleh produsen. Selebriti tersebut dituntut untuk memiliki kesamaan karakter dengan konsumen dalam hal umur, gender, etnis dan kelas sosialnya.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawati O. T, dkk. 2017. Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux). Jurnal Desain. 16 (1).
Dwiastuti R. dkk. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang : UB Press.
Subakti G. A. dkk. 2018. Analisis Persepsi Konsumen (Studi Kasus Molecular Mixology  Di Loewy, Jakarta). Tourism And Hospitality Essentials (THE) Journal. 8 (1).
Taan Hapsawati. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja. Yogyakarta : ZAHR Publishing. 

0 komentar:

Posting Komentar