This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 26 Februari 2020

Kepribadian Dan Psikografis, Pembelajaran Dan Sikap


KEPRIBADIAN DAN PSIKOGRAFIS, PEMBELAJARAN DAN SIKAP


NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

A. KEPRIBADIAN DAN PSIKOGRAFIS
     1. Definisi Kepribadian dan psikografis
               Ada beberapa pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, pengertian kepribadian tersebut antara lain:
a. Yinger, kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber, kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
         Jadi, dari pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli di atas dapat diambil sebuah garis merah yaitu kepribadian merupakan suatu bentuk perilaku individu yang mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakan individu tersebut dengan individu yang lainnya. Sedangkan psikografis adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
     2. Teori Kepribadian
           a. Teori kepribadian Abraham Maslow
           b. Teori kepribadian Freud
               Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri manusia (drive) seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud kepribadian manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi yaitu Id, Superego, dan Ego.
1. Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks.
2. Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma social, etika, dan nilai-nilai masyarakat.
3. Ego, merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego menjadi penengah antara Id dan Superego.
     3. Cara Mengukur Kepribadian
             Cara mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara lain:
a. Observasi, menilai kepribadian dengan cara mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja, dan juga hasilnya.
b.  Wawancara (Interview), menilai kepribadian dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni, wawancara dilakukan secara santai, karena suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling terbuka, sehingga sesuatu yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di interview adalah murni.
c. Inventory, yang merupakan sejenis kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden secara ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Inventory yang terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Alat tes yang digunakan EPPS, 16 PF.
d. Tekhnik Proyektif, dimana orang yang dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang dilakukannya. Tes uang digunakan adalah tes Rorschach, TAT, DAM.
e. Biografi dan Autobiografi, melalui riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri (authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan lain sebagainya.
f. Catatan Harian, catatan harian seseorang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.

       B. PEMBELAJARAN
      1. Definisi Pembelajaran
            Menurut Assael (1997) pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen akan menyesuaikan perilakunya dengan pengalaman di masa lalu. Jenis khusus pembelajaran yang memadukan aspek-aspek dari teori pembelajaran kognitif atau perilaku adalah pembelajaran vicarious (pencontohan) merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain (model) dan akibat dari perilaku yang bersangkutan.
    2. Teori Pembelajaran
                Teori belajar atau pembelajaran ini menyatakan bahwa perilaku sesorang merupakan hasil belajar dari pengalaman selama hidupnya. Makhluk hidup, khususnya manusia pasti memiliki kebiasaan yang timbul akibat kebiasaan atau pembelajaran, begitu pula halnya dengan manusia sebagai konsumen. Konsumen memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi barang maupun jasa yang menyebabkan dia belajar dari pengalaman tersebut. Jika suatu produk yang dipilih dirasa mengecewakan, makan konsumen akan ragu untuk memakai barang atau jasa tersebut lagi.
           Seorang konsumen yang belum memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi suatu produk maka pilihan terhadap produk tentu tidak hanya didasarkan pada pengalamannya sendiri. Belajar juga dapat dilakukan berdasarkan pengalaman orang lain. Oleh karena itu, para distributor atau bagian pemasaran perlu menciptakan komunikasi informal (word of mouth communication) yang positif tentang perusahaan agar perusahaan diuntungkan dalam proses berbagi pengalaman sebagai pembelajaran terhadap konsumen. Caranya adalah dengan menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan pelanggan yang ada serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.
             Teori belajar atau pembelajaran memiliki kelemahan dan kurang efektif untuk dilakukan apabila perusahaan menawarkan suatu produk yang baru dan sama sekali belum pernah dikonsumsi oleh konsumen. Tentu karena barunya suatu produk, maka konsumen tidak memiliki pandangan mengenai produk tersebut sehingga menimbulkan keraguan. Beberapa konsumen mungkin akan tetap membeli suatu produk meskipun belum terbukti kualitasnya, namun golongan konsumen yang demikian sangat sedikit jumlahnya dibandingkan mereka yang melakukan pembelian berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain.
       3. Kesetiaan Pelanggan
             Loyalitas   adalah   satu-satuny alat   untuk   setia perusahaa untuk bertahan dalam persaingan yang berat. Membantu dalam menciptakan hubungan antara konsumen dan produsen. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih rendah untuk berpindah kepada produk pesaing. Loyalitas dapat dilihat dari seberapa seringnya konsumen mendatangi sebuah toko yang disukainya dibanding toko pesaing. Jika konsumen menjadi loyal terhadap merek disebabkan oleh kualitas yang memuaskan, dalam loyalitas toko, penyebab loyal ialah kualitas pelayanan yang diberikan oleh pengelola maupun karyawan toko.

       C. SIKAP
       1. Definisi Sikap
           Thurstone mengemukakan bahwa sikap merupakan sejumlah pengaruh yang dimiliki oleh seseorang atas atau menentang suatu objek. Sedangkan menurut Gordon Allport, sikap merupakan suatu mental dan syaraf yang berhubungan dengan kesiapan dalam menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
        2. Teori Sikap
         a. Teori Belajar dan Reinforcement
        Seseorang tidak hanya mendapatkan informasi dan fakta, namun terdaoat nilai dan perasaan yang berkaitan dengan fakta tersebut. Untuk mendapatkan informasi dan perasaan tersebut, seseorang harus melalui proses asosiasi yang berbentuk stimulus yang muncul pada tempat dan kondisi yang sama.
         b. Teori Insentif
         Teori insentif memiliki pandangan dalam pembentuan sikap sebagai sebuah proses dalam menentukan baik atau buruk dari suatu kemungkinan. Pendekatan insentif memiliki asumsi bahwa seseorang akan berusaha untuk dapat memaksimalkan nilai dari berbagai hasil maupun akibat yang diinginkan dalam pengambilan sikap. Teori insentif lebih menekankan pada keuntungan maupu kerugian yang didapatkan oleh seseorang ketika mengambil posisi tertentu.
         c. Teori Konsistensi Kognitif
         Pendekatan konsistensi kognitif menggambarkan seseorang sebagai makhluk yang menemukan hubungan dan makna dalam struktur kognitif yang dimiliki.
        3. Fungsi sikap
            Daniel Kazt dalam (Setiadi, 2003) mengklasifikasikan fungsi-fungsi sikap menjadiempat, yaitu :
a.    Fungsi Utilatirian, merupakan fungsi sikap yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Pada fungsi ini seorang konsumen menunjukkan sikap kepuasan atau kekecewaan terhadap suatu produk.
b.    Fungsi Ekspresi Nilai, fungsi ini menjelaskan bahwa konsumen menunjukkan sikap terhadap suatu produk berdasarkan kemampuan produk tersebut untuk mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada diri.
c.     Fungsi Mempertahankan Ego, dapat terbentuk dari seorang konsumen yang cenderung untuk melindungi diri dari tantangan eksternal ataupun internal.
d.    Fungsi Pengetahuan, berfungsi untuk membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah informasi-informasi yang dibutuhkan.
        4. Factor Pembentuk Sikap Seseorang
Menururt Azwar (1988), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
a.    Pengalaman Pribadi, memiliki peran penting dalam membentuk sikap. Tidak memiliki pengalaman dengan objek psikologis maka akan cenderung membentuk sikap negatif terhadap suatu objek tersebut. Sikap akan mudah terbentuk apabila adanya keterlibatan faktor emosional dalam pengalaman pribadi.
b.    Pengaruh Kebudayaan, kebudayaan memiliki pengaruh pada pembentukan sikap. Jika lingkungan hidup seseorang berada dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, maka kemungkinan sikap yang timbul yaitu sikap positif terhadap nilai-nilai religius.
c.     Pengalaman Orang Lain, dari pengalaman-pengalaman yang mereka salurkan maka akan membentuk sikap yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Keluarga merupakan sumber yang penting dalam pembentukan sikap, karena keluarga yang pertama memberikan nilai dasar kehidupan.
d.    Media Massa, informasi dapat disampaikan menggunakan media massa yaitu televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan, memiliki fungsi untuk menanamkan konsep moral dalam diri individu. Ajaran moral yang diterima menjadi poin penting dalam pembentukan sikap
        5. Cara Mengubah Sikap Seseorang
              Mengubah sikap konsumen merupakan pertimbangan strategi pokok bagi kebanyakan pemasar. Proses pengubahan sikap konsumen bertujuan untuk memperkuat sikap positif para konsumen yang telah ada sehingga konsumen tidak akan beralih pada penawaran-penawaran pesaing. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengubah sikap, yaitu :
a.   Mengubah Fungsi Motivasional Dasar
b. Mengubungkan Produk dengan Golongan, Peristiwa, atau Kegiatan Amal Tertentu
c.   Memecahkan Masalah Dua Sikap yang Bertentangan
d.   Mengubah Komponen Model Multi-Sifat
e. Mengubah Keyakinan Terhadap Merk Pesaing
   

STUDI KASUS
Judul : Pengaruh Faktor Gaya Hidup, kelas   sosial dan  kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Matic Mio Sporty di Kota Palu
Oleh : Haris Abdul Kadir dkk
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palu
Kemajuan teknologi di bidang otomotif terutama kendaraan roda dua serta semakin sadarnya konsumen mendorong nilai-nilai kritisisme, tidak saja memaksa produsen untuk intensif membuat desain (teknik rekayasa) kendaraan yang dapat diterima pasar, tetapi mengharuskan mereka berpikir inovatif agar produk mereka senantiasa diterima pasar tidak saja dalam jangka pendek tetapi juga dapat diterima dalam jangka panjang. Disatu pihak kemajuan teknologi yang dipandang dari segi waktu dan biaya telah mendekatkan jarak antara konsumen dan produsen. Di lain pihak, kedekatan tersebut tidak berarti mempermudah usaha pemenuhan selera konsumen akan semakin membuat masalah tersebut semakin kompleks.
Salah satu kendaraan roda dua yang paling diminati oleh masyarakat Kota Palu sebagai alat transportasi adalah Yamaha Matic Mio Sporty. Kendaraan ini banyak diminati karena mampu melakukan inovasi setiap tahun yang menampilkan model-model baru sesuai dengan perkembangan zaman masa kini. Selain itu juga Yamaha Matic Mio Sporty baik digunakan untuk menempuh perjalanan jarak jauh bagi pengendaranya. Sehingga sangatlah wajar hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam proses pembelian. Kegiatan pembelian, apabila ditelusuri lebih dalam hanyalah merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses keputusan pembelian.
Keputusan pembelian terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, untuk itu dalam melakukan penjualan perlu diperhatikan hal tersebut. Perubahan yang akan berpengaruh langsung terhadap pola perilaku konsumen diantarana factor variabel segmentasi psikografi yang terdiri dari kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian m Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Gaya hidup terdiri dari beberapa instrumen pengukuran diantaranya : nilai ekslusivitas, terlihat trendy, keunikan desain, ekspresi diri, dan citra diri. Keyakinan responden terlihat dari persepsi responden yang menganggap bahwa jika mengendarai motor Yamaha Matic Mio Sporty mereka bisa mengekspresikan dirinya. Dengan body yang elegan dan sportif, motor yamaha Matic Mio Sporty semakin terlihat trendy bagi yang mengendarainya. Tidak heran jika sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty dijadikan masyarakat sebagai kendaraan yang dapat mengengkat citra diri sang pengguna.
Berdasarkan kelas social, kelas social juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva Motor. Kelas sosial merupakan sesuatu yang bersifat internal yang mempunyai pengaruh pada perilaku individu. Dengan mengendarai sepeda Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva Motor mereka akan memberikan suatu nilai tersendiri dalam status sosial bagi yang mengendarainya. Bagi masyarakat saat ini, mereka harus bekerja keras agar mendapatkan penghasilan yang besar, dengan adanya penghasilan yang cukup besar, mereka percaya bisa membeli sesuatu yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan dapat menaikkan tingkat status sosial mereka di mata masyarakat lain.
Bardasarkan kepribadian, hal ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Masyarakat yakin bahwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty, mereka mempunyai rasa percaya diri saat melintasi atau mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty di jalan raya.  Rekomendasi dari orang lain juga menjadi salah satu faktor dalam memutuskan membeli sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty. Orang-orang banyak merekomendasikan motor Yamaha Matic Mio Sporty kepada orang lain karena setelah mempunyai dan mengendarai sepeda motor miliknya, mereka merasa adanya kepuasan tersendiri. Atas dasar itulah orang-orang yang mempunyai motor Yamaha Matic Mio Sporty mau merekomendasikan motor Yamaha Matic Mio Sporty kepada orang lain yang dijumpai.


DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan. Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Kadir A. H, dkk. 2018. Pengaruh Faktor Gaya Hidup, kelas   sosial dan  kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Matic Mio Sporty di Kota Palu. Jurnal Sinar Manajemen. 5 (2).


Rabu, 19 Februari 2020

Persepsi Konsumen


PERSEPSI KONSUMEN
NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

                    A. Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli
1. Menurut Supranto Limakrisna (2011), persepsi merupakan pedoman atau petunjuk yang sangat penting untuk strategi pemasaran, yaitu pemahaman tentang strategi eceran, pengembangan merek dan logo, strategi media, iklan dan desain kemasan, pengembangan label, evaluasi iklan, dan masalah etika.
2. Menurut Kotler (2005), persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi dengan tujuan untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3. Menurut Solomon (2002), persepdi adalah proses dimana sensasi yang diterima oleh seseorang dipilah dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterpretasikan.

Jadi, individu bertindak dan bereaksi berdasarkan persepsi mereka dan bukan berdasarkan realitas yang objektif. Jadi, bagi seorang produsen atau pemasar, persepsi jauh lebih penting daripada pengetahuan mengenai realitas objektif, karena jika seseorang berpikir mengenai realitas maka sesungguhnya hal tersebut bukanlah realitas yang sesungguhnya. Akan tetapi, hal apa saja yang dipikirkan konsumen bisa dijadikan sebagai realitas yang akan mempengaruhi tindakan mereka.

         B. Pemicu Persepsi Yang Berbeda
1. Perhatian selektif, yang berarti bahwa konsumen tidak menanggapi semua rangsangan yan berhubungan dengan kebutuhannya saat itu, memperhatikan rangsangan yang diantisipasi dan cenderung memperhatikan rangsangan yang deviasi besar terhadap ukuran rangasnagan normal.
2. Distorsi selektif, yaitu yang merupakan kecenderungan orang untuk mengubah suatu informasi menjasi bermakna pribadi dan menginterpretasi informasi itu dengan cara akan mendukung prakonsepsinya.
3. Ingatan selektif, yaitu seseorang yang cenderung akan mengingat hal – hal yang baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing.

                     C. Strategi Pemasaran Dalam Persepsi
1. Strategi eceran, dimana pengecer memanfaatkan keterbukaan yang ternyata sangat efektif. Toko dipenuhi dengan item yang sering dibeli dan disusun secara berjejer/berurutan. Sehingga akan banyak konsumen yang melewatinya, dan hal ini akan menambah keterbukaan sebagai rangsangan/stimulus. Dan produk yang mendatangkan keuntungan besar akan diletakkan dilokasi yang banyak dilewati oleh consume, sehingga akan meningkatkan keterbukaan.
2. Pengembangan nama merek dan logo, dimana seorang pemasar atau produsen banyak menggunakan stategi seperti “co-branding”, dan “joiny marketing”. Dan perusahaan yang memperhatikan “co-branding” harus yakin bahwa pasar sasarannya memandang pasaran potensial secara positif dan kedua mereka bisa cocok untuk digabung sesuai dengan yang dikehendaki iklan untuk meningkakan nilai.
3. Strategi media, fakta bahwa proses keterbukaan selektif daripada random merupakan dasar untuk strategi media yang efektif. Oleh karena keterbukaan tidak acak, maka pendekatan yang tepat adalah menentukan media mana yang paling sering diekpose untuk konsumen dari pasar sasaran dan menempatkan pesan iklan dalam media tersebut.
4. Iklan dan desain kemasan, dimana iklan dan desain kemasan disini memiliki 2 fungsi yang kritis yaitu mencakup perhatian dan menjelaskan arti. Ada 2 strategi yang dapat dilakukan yaitu :
    • Menggunakan karakteristik stimulus seperti iklan, halaman produk, warna terang, animasi kartun untuk menarik perhatian konsumen terhadap iklan.
    • Mengaitkan pesan ilan sengan suatu topik dimana pasar sasaran tertarik, misalnya dengan menggunakan bantuan selebritis atau model yang menarik, sehingga nantinya akan menarik minat dari konsumen.

5. Mengembangkan label peringatan dan penolakan, dimana pemerintah, kelompok sasaran dan pemasar yang etis bisa secara aktif untuk melaksanakan tugas mereka yang utama, yaitu bisa memberitahukan kepada para konsumen atau pengguna produk bahwa produk yang dibeli bisa menimbulakn resiko. Sehingga pegguna bisa membuat keputusan yang tepat tentang produk yang akan digunakan (memahami dan mengerti) akibat negative apa yang timbul dikemudian hari.
6. Evaluasi iklan, suatu iklan yang sukses atau pesan pemasaran lainnya harus memiliki 4 syarat, yaitu :
    • Keterbukaan seara fisik harus mencapai konsumen.
    • Perhatian, konsumen harus memperhatikan.
    • Interpretasi, harus diiterpretasikan secara tepat.
    • Memori, harus bisa disimpan dalam memori sehingga memungkinkan untuk dipakai dan dimanfaatkan dalam situasi yang tepat dikemudian hari.
                 D. Motivasi Persepsi
Menurut zamroni (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah : 
1. Motif, merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya motif dapat menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu atau sebaliknya.
2. Kesediaan dan harapan, dalam menentukan mana yang akan dipilih untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Intensitas rangsangan, kuat lemahnya rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu.
4. Pengulangan, suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh. Menurut zamroni (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu stimulus yang kuat, fisiologi atau psikologi, dan lingkungan.

            Sedangkan menurut Stephen Robins (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
1. Pelaku persepsi, cara pandang individu dalam mencoba menafsirkan dan dipengaruhi  oleh karakteristik pribadi dari pelaku individu.
2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dari target yang akan diawali dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan untuk di terima selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan di interprestasi.
3. Situasi, unsur-unsur lingkungan mempengruhi persepsi seseorang unsur-unsur itu misalnya tempat, waktu, cahaya, panas, atau setiap jumlah faktor  situasional.


STUDI KASUS
Judul : Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux)
Oleh : Nurina Orta Darmawati, Putri Dwitasari dan Luri Renaningtyas, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
              Iklan dapat menyampaikan informasi mengenai produk baik berupa barang maupun jasa yang mereka tawarkan kepada para konsumen. Iklan merupakan sebuah perangkat yang ampuh untuk menciptakan ‘need’, ‘want’ and ‘buy’. Iklan di televise yang menyampaikan pesan verbal visual dari produsen kepada konsumen harus memiliki strategi kreatif dalam menghadapi persaingan dengan produk sejenis, dann hal ini menyebabkan adanya persaingan dalam merebut perhatian khalayak untuk iklan-iklannya. Periklanan harus dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik minat masyarakat, orisinal, serta memiliki ciri khas dan persuasif sehingga para konsumen secara suka rela terdorong untuk melakukan tindakan yang diinginkan pengiklan.
              Saat ini dalam berbagai iklan, penggunaan selebriti menjadi salah satu taktik atau strategi pemasaran yang dinilai efektif untuk membentuk stopping power bagi audiens. Kehadiran selebriti dimaksudkan untuk mengkomunikasikan suatu merk produk dan membentuk identitas serta menentukan citra produk yang diiklankan. Pemakaian selebriti sebagai daya tarik iklan (advertising appeals) dinilai dapat mempengaruhi preferensi dan penilaian konsumen karena selebriti menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen. Meskipun mereka adalah aktor, selebriti, eksekutif, atau kepribadian yang diciptakan, endorser terbaik adalah mereka yang bisa membangun citra merek  yang kuat.
              Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi konsumen terhadap endorser sabun Lux, maka penjelasan pada masing-masing kriteria yaitu :
a. Kredibilitas, responden menilai unsur kredibilitas endorser Lux dari kepintaran seorang endorser, popularitas, prestasi, kepandaian merepresentasikan diri di hadapan publik, kepandaiannya bicara dan berdandan, serta kelakuannya yang baik di mata publik. Dari banyaknya kriteria kredibilitas yang disebutkan, jelas kredibilitas endorser telah dipersepsi dengan baik oleh konsumen.
b. Daya tarik, selebriti dapat menjadi kekuatan yang digunakan oleh pengiklan sebagai daya tarik produk. Oleh karena itu pemilihan endorser yang cocok sangatlah penting untuk menyampaikan pesan tertentu kepada target audience, untuk selanjutnya pesan tersebut dipersepsi sendiri oleh para konsumen yang dituju tadi. Daya tarik meliputi keramahan, menyenangkan, fisik, pekerjaan sebagai dimensi dari konsep daya tarik. Unsur daya tarik merupakan unsur tertinggi yang dipersepsi oleh konsumen, dan penampilan endorser dengan daya tarik dapat sangat mempengaruhi persepsi konsumen akan produk. Banyaknya unsur daya tarik yang ada pada endorser sabun Lux juga berarti bahwa semakin sesuai pesan iklan yang ingin disampaikan dan endorser yang membawakan.

c. Kecocokan, konsumen cenderung lebih menyukai endorser dengan kemiripan karakteristik dengan dirinya. Seorang selebriti dituntut untuk memiliki kriteria kecocokan dengan produk atau citra yang ingin dibentuk oleh produsen. Selebriti tersebut dituntut untuk memiliki kesamaan karakter dengan konsumen dalam hal umur, gender, etnis dan kelas sosialnya.


DAFTAR PUSTAKA

Darmawati O. T, dkk. 2017. Persepsi Konsumen Terhadap Endorser dan Citra Produk (Studi Kasus Sabun Lux). Jurnal Desain. 16 (1).
Dwiastuti R. dkk. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. Malang : UB Press.
Subakti G. A. dkk. 2018. Analisis Persepsi Konsumen (Studi Kasus Molecular Mixology  Di Loewy, Jakarta). Tourism And Hospitality Essentials (THE) Journal. 8 (1).
Taan Hapsawati. 2017. Perilaku Konsumen Dalam Berbelanja. Yogyakarta : ZAHR Publishing. 

Kamis, 13 Februari 2020

Konsep Dasar Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN

NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

          A. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut para ahli mengenai perilaku konsumen yaitu :
1.    Gerald Zaidman dan Melanie Walllendorf (1979), menjelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan, proses dan hubungan social yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi dlama mendapatkan, menggunakan suaut produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan dan sumber lainnya.
2.    David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta (1984), mengemukakan bahwa perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang – barang dan jasa.
3.    Hawkins, Best dan Coney (2001), mendefinisiskan bahwa perilaku konsumen meruapkan suatu studi mengenai individu, kelompok, atau organisasi dan proses dimana mereka menyeleksi, menggunakan dan membuang produk, layanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampak dari proses tersebut pada konsumen dan masyarakat luas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu interaksi dinamis antara perilaku konsumen dan lingkungannya, dimana seorang manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka yang mencakup 3 hal penting, yaitu perilaku konsumen yang bersifat dinamis (susah ditebak dan diramalkan), melibatkan interaksi (perilaku dan kejadian di sekitar/lingkungan konsumen), dan melibatkan pertukaran (menukar barang milik penjual dengan uang milik pribadi konsumen). Secara sederhana, perilaku konsumen merupakan tindakan yang langusng terlibat dalam mendapatkan, menggunakan, dan menghabiskan suatu produk barang atau jasa termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan.

B. Manfaat Dan Pentingnya Teori Perilaku Konsumen
Dalam mengkaji perilau kinsmen, maka akan dapat memahami aspek – aspek psikologis seseorang secara keseluruhan, mengetahui kekuatan factor budaya dan social yang mempengaruhi keputusan pembelian barang atau jasa, prinsip – prinsip ekonomis serta strategi pemasaran yang tepat. Kemampuan dalam menganalisis perilaku konsumen merupakan situasi keberhasilan dalam menyelami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan bagi diri.
Dalam perkembangan konsep pemasaran, konsumen ditempatkan sebagai focus utama perhatian. Dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia, sehingga akan membawa penilaian tersendiri bagi konsumen. Mempelajari apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Memahami konsumen akan menuntun pemasar pada kebijakan pemasaran yang tepat dan efisien.

C. Lima Peran Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Terdapat 5 macam peranan seseorang dalam menentukan keputusan pembelian atas suatu barang atau jasa, yaitu :
    1. Pemrakarsa (inisiator) : merupakan orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli barang atau jasa.
    2. Pembawa pengaruh (influencer) : merupakan orang yang memilkii pandangan/nasihat yang bisa mempengaruhi suatu keputusan pembelian.
    3. Pengambilan keputusan (decider) : merupakan orang yang menentukan keputusan pembelian terhadap suatu barang atau jasa yang diiginginkan.
    4. Pembeli (buyer) : merupakan orang yang melakukan pembelian barang atau jasa.
    5. Pemakai (user) : merupakan orang yang memanfaatkan dan menggunakan barang atua jasa yang sudah dibeli sebelumnya.
           D. Proses pengambilan keputusan pembelian
Terdapat 5 tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu :
    1. Menganalisis kebutuhan, konsumen merasakan bahwa ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi, sehingga nantinya konsumen akan berpikiran untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa.
    2. Mencari informasi, apa yang terbaik harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi tersebut.
    3. Mengevaluasi alternative, informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang konsumen dlaam mengambil keputusa pembelian.
    4. Mengambil keputusan, setelah melakukan evaluasi alternative, maka konsumen akan mengmabil keputusan pembelian. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi keputusan dalam melakukan pembelian dan tujuan pembelian, yaitu sikap orang lain dan factor situasional yang tidak dapat diramalkan atau diprediksikan.
    5. Evaluasi pasca pembelian, setelah membeli suatu barang atau jasa, konsumen akan mengevaluasi atau memberikan penilaian atas keputusan dan tindakannya dalam membeli sesuatu. Jika konsumen merasa kinerja produk atau layanan yang diberikan kepadanya sama atau melebihi apa yang diharapkan sebelumnya, maka konsumen akan merasa puas, begitupula sebaliknya