KEPRIBADIAN
DAN PSIKOGRAFIS, PEMBELAJARAN DAN SIKAP
NAMA
: RINA CHINTYA D.
NIM
: 170321100004
KELAS
: PERILAKU KONSUMEN – C
A. KEPRIBADIAN DAN PSIKOGRAFIS
1. Definisi
Kepribadian dan psikografis
Ada beberapa
pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, pengertian
kepribadian tersebut antara lain:
a. Yinger,
kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. M.A.W
Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak
kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
c. Cuber,
kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat
dilihat oleh seseorang.
Jadi, dari pengertian
yang diungkapkan oleh beberapa ahli di atas dapat diambil sebuah garis merah
yaitu kepribadian merupakan suatu bentuk perilaku individu yang mempunyai ciri
khas tersendiri yang membedakan individu tersebut dengan individu yang lainnya.
Sedangkan psikografis adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang
memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang
sangat besar.
2. Teori
Kepribadian
a. Teori kepribadian Abraham Maslow
b. Teori
kepribadian Freud
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan yang tidak disadari (unconscious needs) atau dorongan dari dalam diri manusia (drive) seperti dorongan seks dan kebutuhan biologis adalah inti dari motivasi dan kepribadian manusia. Menurut Freud kepribadian manusia terdiri atas tiga unsur yang saling berinteraksi yaitu Id, Superego, dan Ego.
1. Id, adalah aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis seperti rasa lapar, haus, dan nafsu seks.
2. Superego, adalah aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma social, etika, dan nilai-nilai masyarakat.
3. Ego, merupakan unsur yang bisa disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego menjadi penengah antara Id dan Superego.
3. Cara Mengukur Kepribadian
Cara
mengukur/menyelidiki kepribadian ada bermacam-macam, antara lain:
a. Observasi, menilai kepribadian dengan
cara mengganti/memperhatikan langsung tingkah laku serta kegiatan yang
dilakukan oleh yang bersangkutan, terutama sikapnya, caranya, bicara, kerja,
dan juga hasilnya.
b. Wawancara (Interview), menilai
kepribadian dengan mengadakan tatap muka dan berbicara dari hati ke hati dengan
orang yang dinilai. Agar diperoleh hasil yang murni, wawancara dilakukan secara
santai, karena suasananya menjadi akrab, pembicaraan saling terbuka, sehingga
sesuatu yang diperlihatkan dan dikatakan orang yang di interview adalah murni.
c. Inventory, yang merupakan sejenis
kuesioner (pertanyaan tertulis) yang harus dijawab oleh responden secara
ringkas, biasanya mengisi kolom jawaban dengan tanda cek. Inventory yang
terkenal dan banyak digunakan untuk menilai kepribadian seseorang. Alat tes
yang digunakan EPPS, 16 PF.
d. Tekhnik Proyektif, dimana orang yang
dinilai akan memproyeksikan pribadinya melalui gambar atau hal-hal lain yang
dilakukannya. Tes uang digunakan adalah tes Rorschach, TAT, DAM.
e. Biografi dan Autobiografi, melalui
riwayat hidup yang ditulis orang lain (biografi) dan ditulis sendiri
(authobiografi) dapat juga untuk menilai kepribadian. Sejenis authobiografi
yang paling sederhana dapat dibuat oleh murid-murid dengan judul tulisan
pengalaman yang tak terlupakan atau cita-citaku setelah tamat sekolah dan lain
sebagainya.
f. Catatan Harian, catatan harian seseorang
berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dapat juga dianalisis
dan dijadikan bahan penelitian kepribadian seseorang.
B. PEMBELAJARAN
1. Definisi Pembelajaran
Menurut
Assael (1997) pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan dalam perilaku yang
terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen akan menyesuaikan
perilakunya dengan pengalaman di masa lalu. Jenis khusus pembelajaran yang
memadukan aspek-aspek dari teori pembelajaran kognitif atau perilaku adalah
pembelajaran vicarious (pencontohan)
merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta
individu mengamati tindakan orang lain (model) dan akibat dari perilaku yang
bersangkutan.
2. Teori Pembelajaran
Teori belajar
atau pembelajaran ini menyatakan bahwa perilaku sesorang merupakan hasil
belajar dari pengalaman selama hidupnya. Makhluk hidup, khususnya manusia pasti
memiliki kebiasaan yang timbul akibat kebiasaan atau pembelajaran, begitu pula
halnya dengan manusia sebagai konsumen. Konsumen memiliki pengalaman dalam
mengkonsumsi barang maupun jasa yang menyebabkan dia belajar dari pengalaman
tersebut. Jika suatu produk yang dipilih dirasa mengecewakan, makan konsumen
akan ragu untuk memakai barang atau jasa tersebut lagi.
Seorang
konsumen yang belum memiliki pengalaman dalam mengkonsumsi suatu produk maka
pilihan terhadap produk tentu tidak hanya didasarkan pada pengalamannya
sendiri. Belajar juga dapat dilakukan berdasarkan pengalaman orang lain. Oleh
karena itu, para distributor atau bagian pemasaran perlu menciptakan komunikasi
informal (word of mouth communication)
yang positif tentang perusahaan agar perusahaan diuntungkan dalam proses
berbagi pengalaman sebagai pembelajaran terhadap konsumen. Caranya adalah
dengan menjaga kepuasan serta memelihara hubungan dengan pelanggan yang ada
serta menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.
Teori belajar
atau pembelajaran memiliki kelemahan dan kurang efektif untuk dilakukan apabila
perusahaan menawarkan suatu produk yang baru dan sama sekali belum pernah dikonsumsi
oleh konsumen. Tentu karena barunya suatu produk, maka konsumen tidak memiliki
pandangan mengenai produk tersebut sehingga menimbulkan keraguan. Beberapa
konsumen mungkin akan tetap membeli suatu produk meskipun belum terbukti
kualitasnya, namun golongan konsumen yang demikian sangat sedikit jumlahnya
dibandingkan mereka yang melakukan pembelian berdasarkan pengalaman pribadi
maupun orang lain.
3. Kesetiaan
Pelanggan
Loyalitas adalah satu-satunya alat untuk
setiap perusahaan
untuk bertahan dalam persaingan yang berat. Membantu dalam menciptakan hubungan antara konsumen dan produsen.
Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan lebih
rendah untuk
berpindah kepada produk pesaing. Loyalitas dapat dilihat dari seberapa
seringnya konsumen mendatangi sebuah toko yang disukainya dibanding toko
pesaing. Jika konsumen menjadi loyal terhadap merek disebabkan oleh kualitas
yang memuaskan, dalam loyalitas toko, penyebab loyal ialah kualitas pelayanan
yang diberikan oleh pengelola maupun karyawan toko.
C. SIKAP
1. Definisi
Sikap
Thurstone
mengemukakan bahwa sikap merupakan sejumlah pengaruh yang dimiliki oleh
seseorang atas atau menentang suatu objek. Sedangkan menurut Gordon Allport,
sikap merupakan suatu mental dan syaraf yang berhubungan dengan kesiapan dalam
menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan
dan atau dinamis terhadap perilaku.
2. Teori
Sikap
a. Teori
Belajar dan Reinforcement
Seseorang
tidak hanya mendapatkan informasi dan fakta, namun terdaoat nilai dan perasaan
yang berkaitan dengan fakta tersebut. Untuk mendapatkan informasi dan perasaan
tersebut, seseorang harus melalui proses asosiasi yang berbentuk stimulus yang
muncul pada tempat dan kondisi yang sama.
b. Teori
Insentif
Teori insentif memiliki pandangan dalam
pembentuan sikap sebagai sebuah proses dalam menentukan baik atau buruk dari
suatu kemungkinan. Pendekatan insentif memiliki asumsi bahwa seseorang akan
berusaha untuk dapat memaksimalkan nilai dari berbagai hasil maupun akibat yang
diinginkan dalam pengambilan sikap. Teori insentif lebih menekankan pada
keuntungan maupu kerugian yang didapatkan oleh seseorang ketika mengambil
posisi tertentu.
c. Teori
Konsistensi Kognitif
Pendekatan konsistensi kognitif
menggambarkan seseorang sebagai makhluk yang menemukan hubungan dan makna dalam
struktur kognitif yang dimiliki.
3. Fungsi
sikap
Daniel Kazt dalam (Setiadi, 2003) mengklasifikasikan fungsi-fungsi sikap menjadiempat, yaitu :
a. Fungsi Utilatirian, merupakan fungsi sikap yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman. Pada fungsi ini seorang konsumen menunjukkan sikap kepuasan atau kekecewaan terhadap suatu produk.
b. Fungsi Ekspresi Nilai, fungsi ini menjelaskan bahwa konsumen menunjukkan sikap terhadap suatu produk berdasarkan kemampuan produk tersebut untuk mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada diri.
c. Fungsi Mempertahankan Ego, dapat terbentuk dari seorang konsumen yang cenderung untuk melindungi diri dari tantangan eksternal ataupun internal.
d. Fungsi Pengetahuan, berfungsi untuk membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah informasi-informasi yang dibutuhkan.
4. Factor Pembentuk Sikap Seseorang
Menururt Azwar (1988), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap yaitu :
a. Pengalaman Pribadi, memiliki peran penting dalam membentuk sikap. Tidak memiliki pengalaman dengan objek psikologis maka akan cenderung membentuk sikap negatif terhadap suatu objek tersebut. Sikap akan mudah terbentuk apabila adanya keterlibatan faktor emosional dalam pengalaman pribadi.
b. Pengaruh Kebudayaan, kebudayaan memiliki pengaruh pada pembentukan sikap. Jika lingkungan hidup seseorang berada dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius, maka kemungkinan sikap yang timbul yaitu sikap positif terhadap nilai-nilai religius.
c. Pengalaman Orang Lain, dari pengalaman-pengalaman yang mereka salurkan maka akan membentuk sikap yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Keluarga merupakan sumber yang penting dalam pembentukan sikap, karena keluarga yang pertama memberikan nilai dasar kehidupan.
d. Media Massa, informasi dapat disampaikan menggunakan media massa yaitu televisi, radio, majalah, surat kabar, dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan, memiliki fungsi untuk menanamkan konsep moral dalam diri individu. Ajaran moral yang diterima menjadi poin penting dalam pembentukan sikap
5. Cara
Mengubah Sikap Seseorang
Mengubah sikap
konsumen merupakan pertimbangan strategi pokok bagi kebanyakan pemasar. Proses
pengubahan sikap konsumen bertujuan untuk memperkuat sikap positif para
konsumen yang telah ada sehingga konsumen tidak akan beralih pada
penawaran-penawaran pesaing. Strategi yang dapat dilakukan untuk mengubah
sikap, yaitu :
a.
Mengubah
Fungsi Motivasional Dasar
b. Mengubungkan
Produk dengan Golongan, Peristiwa, atau Kegiatan Amal Tertentu
c.
Memecahkan
Masalah Dua Sikap yang Bertentangan
d.
Mengubah
Komponen Model Multi-Sifat
e. Mengubah Keyakinan
Terhadap Merk Pesaing
STUDI KASUS
Judul : Pengaruh Faktor Gaya Hidup,
kelas sosial dan kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian
Yamaha Matic Mio Sporty di Kota Palu
Oleh : Haris Abdul
Kadir dkk
Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palu
Kemajuan teknologi di bidang otomotif
terutama kendaraan roda dua serta semakin sadarnya konsumen mendorong
nilai-nilai kritisisme, tidak saja memaksa produsen untuk intensif membuat
desain (teknik rekayasa) kendaraan yang dapat diterima pasar, tetapi
mengharuskan mereka berpikir inovatif agar produk mereka senantiasa diterima
pasar tidak saja dalam jangka pendek tetapi juga dapat diterima dalam jangka
panjang. Disatu pihak kemajuan teknologi yang dipandang dari segi waktu dan
biaya telah mendekatkan jarak antara konsumen dan produsen. Di lain pihak,
kedekatan tersebut tidak berarti mempermudah usaha pemenuhan selera konsumen
akan semakin membuat masalah tersebut semakin kompleks.
Salah satu kendaraan roda dua yang
paling diminati oleh masyarakat Kota Palu sebagai alat transportasi adalah
Yamaha Matic Mio Sporty. Kendaraan ini banyak diminati karena mampu melakukan
inovasi setiap tahun yang menampilkan model-model baru sesuai dengan
perkembangan zaman masa kini. Selain itu juga Yamaha Matic Mio Sporty baik
digunakan untuk menempuh perjalanan jarak jauh bagi pengendaranya. Sehingga
sangatlah wajar hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam
proses pembelian. Kegiatan pembelian, apabila ditelusuri lebih dalam hanyalah
merupakan salah satu tahap dari keseluruhan proses keputusan pembelian.
Keputusan pembelian terhadap suatu produk
sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, untuk itu dalam melakukan penjualan
perlu diperhatikan hal tersebut. Perubahan yang akan berpengaruh langsung
terhadap pola perilaku konsumen diantarana factor variabel segmentasi psikografi yang
terdiri dari kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian m Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Gaya
hidup terdiri dari beberapa instrumen pengukuran diantaranya : nilai
ekslusivitas, terlihat trendy, keunikan desain, ekspresi diri, dan citra diri.
Keyakinan responden terlihat dari persepsi responden yang menganggap bahwa jika
mengendarai motor Yamaha Matic Mio Sporty mereka bisa mengekspresikan dirinya.
Dengan body yang elegan dan sportif, motor yamaha Matic Mio Sporty semakin
terlihat trendy bagi yang mengendarainya. Tidak heran jika sepeda motor Yamaha
Matic Mio Sporty dijadikan masyarakat sebagai kendaraan yang dapat mengengkat
citra diri sang pengguna.
Berdasarkan
kelas social, kelas social juga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva Motor. Kelas sosial
merupakan sesuatu yang bersifat internal yang mempunyai pengaruh pada perilaku
individu. Dengan mengendarai sepeda Motor Matic Mio Sporty Yamaha di UD.Godiva
Motor mereka akan memberikan suatu nilai tersendiri dalam status sosial bagi
yang mengendarainya. Bagi masyarakat saat ini, mereka harus bekerja keras agar
mendapatkan penghasilan yang besar, dengan adanya penghasilan yang cukup besar,
mereka percaya bisa membeli sesuatu yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan
dapat menaikkan tingkat status sosial mereka di mata masyarakat lain.
Bardasarkan
kepribadian, hal ini berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Motor
Matic Mio Sporty Yamaha di UD. Godiva Motor. Masyarakat yakin bahwa dengan
mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty, mereka mempunyai rasa percaya
diri saat melintasi atau mengendarai sepeda motor Yamaha Matic Mio Sporty di
jalan raya. Rekomendasi dari orang lain
juga menjadi salah satu faktor dalam memutuskan membeli sepeda motor Yamaha
Matic Mio Sporty. Orang-orang banyak merekomendasikan motor Yamaha Matic Mio
Sporty kepada orang lain karena setelah mempunyai dan mengendarai sepeda motor
miliknya, mereka merasa adanya kepuasan tersendiri. Atas dasar itulah
orang-orang yang mempunyai motor Yamaha Matic Mio Sporty mau merekomendasikan
motor Yamaha Matic Mio Sporty kepada orang lain yang dijumpai.
DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan.
Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Kadir
A. H, dkk. 2018. Pengaruh Faktor Gaya Hidup, kelas sosial dan
kepribadian Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Matic Mio Sporty di Kota
Palu. Jurnal Sinar Manajemen. 5 (2).