Cerita Pengalaman Survey ke Pasar
Sayuran yang dijual |
Kebersamaan dengan pedagang sayur |
Hari
Senin tepatnya tanggal 28 Oktober 2018, kelompok ku ditugaskan untuk melakukan survey
ke pasar. Dan kebetulan kelompok ku kebagian untuk pergi ke Pasar di daerah
Socah. Disana, kelompok ku sempat bingung untuk melakukan survey ke pedagang
yang mana, karena pedagang yang kita inginkan kebanyakan sudah diambil oleh
kelompok yang lain. Jadi, kita memutuskan untuk melakukan survey ke pedagang
sayur. Mengapa kita memilih pedagang sayur??? Kita memilih pedagang sayur
karena menurut kami, pedagang sayur itu salah satu pedagang yang memasarkan
hasil pertanian, yang tentunya berkaitan dnegan busang studi yang kita ambil,
yaitu sesuai dengan “Agribisnis”. Meskipun, kita tahu tidak ada ketetntuan
unutk memlilih pedagang yang mana, karena tugas ini berkaitan dengan
“Kewirausahaan”.
Setelah
kita memutuskan untuk melakukan survey ke pedagang sayur, ada beberapa pertanyaan
yang kita ajukan ke pedagang tersebut, dimana pertanyaannya sesuai dengan yang
ditugaskan ke setiap kelompok. Pertanyaanya meliputi biodata pedagang sayur itu
sendiri hingga berfokus pada profesi yang dilakukannya.
Dari
survey yang telah dilakukan, diperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah
diajukan kepada pedagang sayur tersebut. Adapun nama pedagang sayur yang kita survey
adalah Bapak Muhammad Rasidi. Supaya lebih akrab lagi, kita memilih
memanggilnya dengan ‘Pak Rasid’. Rupanya, tempat tinggal Pak Rasid tidak jauh
dari tempat dia berdagang, yaitu ada di sebelah timur dari pasar yang dulu
(Pasar Socah terdahulu), dimana pasar yang sebelumnya berada di sebelah barat
atau di perempatan yang ada di Kecamatan Socah. Bapak Rasid ini lahir pada
tahun 1983, yang artinya beliau saat ini berumur 35 tahun. Diumurnya yang
sekarang sudah mencapai kepala 3, rupanya beliau sudah dikaruniani 4 orang anak
dan beruntungnya hingga saat ini beliau tetap memiliki 1 orang istri. Anak yang
pertama atau anak tertua dari ketiga saudaranya bernama Alma yang berumur 15
tahun, anak kedua diberi nama Labib yang umurnya 10 tahun, anak yang ketiga bernama
Esta yang umurnya sama dengan keponakan saya yang berumur 6 tahun dan anak yang
keempat bernama Inez yang berumur 4 tahun. Setelah saya mendengar nama anak
pertama dari Pak Rasid, sontak saya teringat kepada teman saya yang benama Alma
juga, teman sewaktu masa SMP dulu.
Pak
Rasid berprofesi sebagai pedagang sayur selama 15 tahun yang dimulai dari tahun
2003, yang alhamdulillah bisa bertahan hingga saat ini , meskipun di pasar
tentunya banyak sekali pedagang sayur selain Pak Rasid. Tapi, karena Pak Rasid
sudah berpengalaman di nidang ini, beliau sudah handal untuk mengatasi
permasalahan atau hambatan yang bisa mengancam kesuksesannya sebagai pedagang
sayur yang sukses. Selain handal dalam bidang jual menjual sayuran ini, rupanya
Pak Rasid mempunyai keunikan tersendiri, dimana beliau menjual beberapa sayuran
yang tidak dijual oleh pedagang sayur yang lainnya, seperti lobak, buat bit,
jengkol dan sebagainya. Sehingga, dari keunikannya ini, banyak pembeli yang
lebih memilih membeli sayuran di tempat Pak Rasid ini. Dari profesinya sebagai
pedagang sayur ini, ternyata ada suka dan duka yang selama ini dirasakan oleh
Pak Rasid. Suka nya menjadi seorang pedagang sayur adalah banyak nya sayuran
yang dijual, apalagi jika sayurannya lebih lengkap dari pedagang yang lainnya,
sehingga banyak pembeli yang tertarik. Dukanya menjadi seorang pedagang sayur
menurut Pak Rasid adalah saat sayur sayurnya tidak laku di pasaran, maka mau
tidak mau haru dikonsumi sendiri atau ada yang harus dibagikan dengan tetangga
sekitarnya. Selain suka duka menjadi seorang pedagang sayur, ternyata ada
hambatan yang bisa menghambat kinerja Pak Rasid. Hambatannya yaitu ketika Pak
Rasid ingin mengambil atau membeli pasokan sayuran ke Surabaya, tapi di tengah
perjalanan, ada insiden yang terjadi pada mobilnya, yaitu insiden ban bocor.
Dan hal tersebut, sangat merepotkan bagi Pak Rasid. Untuk mewaspadai jika hal
tersebut terjadi lagi, jasi Pak Rais sudah menyiapkan ban cadangan di mobilnya,
karena selama ini Pak Rasid tidak pernah membawa ban cadangan karena menurutnya
hal iru sagat merepotkan dirinya. Selain itu, semenjak kejadian tersebut, Pak
Rasid mulai belajar bagaimana cara mengganti ban mobil yang bocor, sehingga
tidak perlu menunggu petugas bengkel datang untuk membantunya.
Dalam
menjalankan usahanya, ternyata Pak Rasid tidak sendirian, tapi dibantu dengan
istri tercinta, yang bernama Ibu Saryati. Disamping menjadi seorang pedagang
sayur, Pak Rasid rupanya menginginkan atau pernah memiliki pikiran untuk
beralih profesi menjadi seorang pedagang kue. Tetapi hal itu urung dilakukan
karena beberapa hal yang tidak bisa Pak Rasid utarakan kepada kelompok kita,
tapi beliau mengatakan jika salah satunya adalah karena izin dari istrinya.
Jadi, untuk lebih mengembangkan usahanya, Pak Rasid berpikiran untuk membuka
cabang atau gerai sayuran miliknya sendiri, yang tentunya dengan ketersediaan
sayuran yang lengkap dari penjual lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar