Minggu, 04 November 2018

Pengalaman Survey ke Pasar

Cerita Pengalaman Survey ke Pasar



Sayuran yang dijual

Kebersamaan dengan pedagang sayur

Hari Senin tepatnya tanggal 28 Oktober 2018, kelompok ku ditugaskan untuk melakukan survey ke pasar. Dan kebetulan kelompok ku kebagian untuk pergi ke Pasar di daerah Socah. Disana, kelompok ku sempat bingung untuk melakukan survey ke pedagang yang mana, karena pedagang yang kita inginkan kebanyakan sudah diambil oleh kelompok yang lain. Jadi, kita memutuskan untuk melakukan survey ke pedagang sayur. Mengapa kita memilih pedagang sayur??? Kita memilih pedagang sayur karena menurut kami, pedagang sayur itu salah satu pedagang yang memasarkan hasil pertanian, yang tentunya berkaitan dnegan busang studi yang kita ambil, yaitu sesuai dengan “Agribisnis”. Meskipun, kita tahu tidak ada ketetntuan unutk memlilih pedagang yang mana, karena tugas ini berkaitan dengan “Kewirausahaan”.
Setelah kita memutuskan untuk melakukan survey ke pedagang sayur, ada beberapa pertanyaan yang kita ajukan ke pedagang tersebut, dimana pertanyaannya sesuai dengan yang ditugaskan ke setiap kelompok. Pertanyaanya meliputi biodata pedagang sayur itu sendiri hingga berfokus pada profesi yang dilakukannya.
Dari survey yang telah dilakukan, diperoleh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan kepada pedagang sayur tersebut. Adapun nama pedagang sayur yang kita survey adalah Bapak Muhammad Rasidi. Supaya lebih akrab lagi, kita memilih memanggilnya dengan ‘Pak Rasid’. Rupanya, tempat tinggal Pak Rasid tidak jauh dari tempat dia berdagang, yaitu ada di sebelah timur dari pasar yang dulu (Pasar Socah terdahulu), dimana pasar yang sebelumnya berada di sebelah barat atau di perempatan yang ada di Kecamatan Socah. Bapak Rasid ini lahir pada tahun 1983, yang artinya beliau saat ini berumur 35 tahun. Diumurnya yang sekarang sudah mencapai kepala 3, rupanya beliau sudah dikaruniani 4 orang anak dan beruntungnya hingga saat ini beliau tetap memiliki 1 orang istri. Anak yang pertama atau anak tertua dari ketiga saudaranya bernama Alma yang berumur 15 tahun, anak kedua diberi nama Labib yang umurnya 10 tahun, anak yang ketiga bernama Esta yang umurnya sama dengan keponakan saya yang berumur 6 tahun dan anak yang keempat bernama Inez yang berumur 4 tahun. Setelah saya mendengar nama anak pertama dari Pak Rasid, sontak saya teringat kepada teman saya yang benama Alma juga, teman sewaktu masa SMP dulu.
Pak Rasid berprofesi sebagai pedagang sayur selama 15 tahun yang dimulai dari tahun 2003, yang alhamdulillah bisa bertahan hingga saat ini , meskipun di pasar tentunya banyak sekali pedagang sayur selain Pak Rasid. Tapi, karena Pak Rasid sudah berpengalaman di nidang ini, beliau sudah handal untuk mengatasi permasalahan atau hambatan yang bisa mengancam kesuksesannya sebagai pedagang sayur yang sukses. Selain handal dalam bidang jual menjual sayuran ini, rupanya Pak Rasid mempunyai keunikan tersendiri, dimana beliau menjual beberapa sayuran yang tidak dijual oleh pedagang sayur yang lainnya, seperti lobak, buat bit, jengkol dan sebagainya. Sehingga, dari keunikannya ini, banyak pembeli yang lebih memilih membeli sayuran di tempat Pak Rasid ini. Dari profesinya sebagai pedagang sayur ini, ternyata ada suka dan duka yang selama ini dirasakan oleh Pak Rasid. Suka nya menjadi seorang pedagang sayur adalah banyak nya sayuran yang dijual, apalagi jika sayurannya lebih lengkap dari pedagang yang lainnya, sehingga banyak pembeli yang tertarik. Dukanya menjadi seorang pedagang sayur menurut Pak Rasid adalah saat sayur sayurnya tidak laku di pasaran, maka mau tidak mau haru dikonsumi sendiri atau ada yang harus dibagikan dengan tetangga sekitarnya. Selain suka duka menjadi seorang pedagang sayur, ternyata ada hambatan yang bisa menghambat kinerja Pak Rasid. Hambatannya yaitu ketika Pak Rasid ingin mengambil atau membeli pasokan sayuran ke Surabaya, tapi di tengah perjalanan, ada insiden yang terjadi pada mobilnya, yaitu insiden ban bocor. Dan hal tersebut, sangat merepotkan bagi Pak Rasid. Untuk mewaspadai jika hal tersebut terjadi lagi, jasi Pak Rais sudah menyiapkan ban cadangan di mobilnya, karena selama ini Pak Rasid tidak pernah membawa ban cadangan karena menurutnya hal iru sagat merepotkan dirinya. Selain itu, semenjak kejadian tersebut, Pak Rasid mulai belajar bagaimana cara mengganti ban mobil yang bocor, sehingga tidak perlu menunggu petugas bengkel datang untuk membantunya.
Dalam menjalankan usahanya, ternyata Pak Rasid tidak sendirian, tapi dibantu dengan istri tercinta, yang bernama Ibu Saryati. Disamping menjadi seorang pedagang sayur, Pak Rasid rupanya menginginkan atau pernah memiliki pikiran untuk beralih profesi menjadi seorang pedagang kue. Tetapi hal itu urung dilakukan karena beberapa hal yang tidak bisa Pak Rasid utarakan kepada kelompok kita, tapi beliau mengatakan jika salah satunya adalah karena izin dari istrinya. Jadi, untuk lebih mengembangkan usahanya, Pak Rasid berpikiran untuk membuka cabang atau gerai sayuran miliknya sendiri, yang tentunya dengan ketersediaan sayuran yang lengkap dari penjual lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar