Kecerdasan
Wirausaha
Seorang wirausahawan yang memiliki kecerdasan optimal,
akan memiliki peluang lebih besar untuk
mencapai kesuksesan. Dalam hal ini dipengaruhi oleh adanya kecerdasan yang
dimiliki oleh seorang wirausahawan tersebut, yaitu kecerdasan emosional dan
kecerdasan intelektual. Keduanya
memiliki perbedaan, antara kecerdasan emosional dan kecerdasan
intelektual. Daniel Goleman mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual yang
dimiliki oleh seseorang merupakan bakat turunan dan ciri bawaan seseorang sejak
lahir yang tidak dapat diubah. Sedangkan kecerdasan emosional merupakan
penghubung antara apa yang seseorang ketahui dengan apa yang seseorang ingin
lakukan.
Emosi bisnis bagi seorang wirausahawan sangatlah
penting, dalam hal ini emosi yang bersifat positif. Emosi dapat memacu
seseorang untuk melakukan proses kreatifitas dan inovasi. Emosi yang utama
dalam kesuksesan wirausaha adalah antusiasme. Bisnis tanpa disertai emosi,
seolah tidak memiliki gairah dalam produk yang dihasilkannya. Hal tersebut
membuat individu tidak memiliki keberanian untuk melakukan kegiatan
berwirausaha, apalagi bersaing dengan wirausahawan lain yang sama-sama menjual
produk yang sejenis. Mereka yang bisa eksis dan bertahan dalam melakukan usaha
bisnis adalah mereka yang menang dalam persaingan.
Jiwa kreatif merupakan kunci utama dalam menggapai
sebuah kesuksesan. Ketika seseorang memiliki jiwa kreatif, maka akan dapat
terus berkarya dengan berbagai kreatifitas yang dimilikinya.. Kreatifitas dari
wirausahawan sangat dibutuhkan dalam dunia usaha karena semakin meningkatnya
persaingan dari berbagai lingkungan bisnis. Setiap orang harus berani memulai
dan mengembangkan bisnisnya sendiri. Hal inilah yang disebut dengan kecerdasan
wirausaha atau entrepreneurial quotient (Entre-Q). Sebagian besar wirausaha
yang memiliki Entre-Q selalu mengedepankan semangat dan kecerdasan setiap
menghadapi tantangan, hal ini biasanya dibangun melalui pemikiran-pemikiran
dari wirausahawan tersebut.
Pada umumnya, kecerdasan wirausaha terbagi menjadi 6
jenis, yaitu :
- Kecerdasan Finansial (FQ), yang dipelopori oleh KIYOSAKI, yang mengajarkan kita untuk membuat bagaimana caranya uang bekerja untuk kita. Tidak selalu harus menggunakan uang untuk menghasilkan uang, oleh karena itu dengan kecerdasan ini kita bisa mengatur bagaimana supaya uang bekerja untuk kita.
- Kecerdasan Adversity (AQ), merupaka kemampuan bertahan, bahkan bisa memperoleh keuntungan dalam kondisi yang buruk, sehingga seseorang yang memliki kecerdasan ini bisa mengubah halangan menjadi peluang (selalu berpikiran positif).
- Kecerdasan Nalar (IQ) atau Kecerdasan Daya Pikir, seseorang sebagai pusatnya dalam berpikir, dan daya piker jalan hidup seseorang dapat berubah dengan mengubah cara berpikir. Daya pikir merupakan sumber kreativitas, bagaimana cara untuk membiasakan berpikir kritis, bagaimana membiasakan berpikir kreatif, bagaimana membiasakan berpikir sederhana, dan apa/bagaimana berpikir positif itu? Sedangkan kelemahan dari IQ adalah kurang peduli terhadap perasaan dan kurang percaya.
- Kecerdasan Spiritual (SQ), merupakan kecerdasan yang berhubungan antara Tuhan dengan manusia.
- Kecerdasan Emosional Spiritual (ESQ), berfokuskan pada kalbu. Kecerdasan EQ ini merupakan pengembangan dari konsep kecerdasan spiritual yang menjembatani hubungan antar manusia, hubungan manusia dengan Tuhan, dan gabungan antara hubungan manusia dengan manusia dan juga antar manusia dengan Tuhan.
- Kecerdasan Emosional (EQ), kecerdasan ini lebih menjamin kesuksesan di masyarakat, karena berfokus pada emosi (wujud suara hati). Bisa mengetahui apa yang tidak diketahui pikiran, sumber gairah, kasih sayang, dll. Terdapat 5 ranah penting dalam kecerdsan EQ ini, yaitu :
- Menyadari emosi diri
- Mampu mengendalikan emosi (tidak tenggelam dalam kesedihan dan tidak marah melewati batas)
- Mampu memotivasi diri
- Mampu berempati (merasakan perasaaan orang lain)
- Mampu menjaga hubungan sosial (kecerdasan sosial)
Dalam melakukan suatu bisnis, pasti ada berbagai macam
hambatan yang bisa menghancurkan kelancaran bisnis tersebut. Ada 7 hambatan
yang harus dikurangi dalam menjalankan suatu bisnis, yakni :
- Prasangka negatif
- Pengaruh prinsip hidup tak lengkap
- Pengaruh pengalaman buruk
- Pengaruh kepentingan dan prioritas yang salah
- Pengaruh sudut pandang yang sempit
- Pengaruh pembanding yang terlalu subjektif/egois
- Pengaruh bacaan yang tak lengkap dan tuntas
Sehingga untuk meminimalisir adanya hambatan seperti
di atas, maka seorang wirausahawan sangat perlu untuk mengembangkan adanya
kecerdasan yang dimiliki oleh seorang wirausahawan (Entre-Q). Sebagian orang
berpendapat bahwa sistem pendidikan di Indonesia harus segera dirubah, karena
selama ini pendidikan yang digunakan membuat seseorang takut untuk berbuat
sesuatu. Sejak pendidikan sekolah dasar, guru selalu mengharuskan siswa untuk mengerjakan
segala sesuatu tanpa salah. Padahal semakin banyak membuat kesalahan, orang
dapat semakin banyak belajar dari kesalahan tersebut. Anak didik juga
diharuskan untuk dapat menghafal pelajaran dan menghitung angka, bukan
bagaimana diajarkan mengenai cara berkomunikasi dengan baik, bagaimana cara memimpin
maupun bagaimana cara untuk bekerjasama. Akibatnya, pendidikan sekolah justru
mengerdilkan kecerdasan seorang wirausaha. Sehingga, seseorang yang ingin masuk
ke dalam dunia bisnis selalu dihantui oleh perasaan takut untuk dapat berbuat
sesuatu. Padahal tidak ada salahnya orang tersebut belajar dari kesalahan yang
pernah diperbuat.
Setiap orang harus berani memulai atau mengembangkan bisnisnya sendiri.
Hal inilah yang disebut dengan kecerdasan wirausaha atau entrepreneurial
quotient (Entre-Q). Sebagian besar wirausaha yang memiliki Entre-Q selalu
mengedepankan semangat dan kecerdasan saat menghadapi tantangan, hal ini
biasanya dibangun melalui pemikiran-pemikiran dari wirausahawan tersebut. Selain
memiliki kelebihan dalam cara berpikir, sosok wirausaha yang memiliki Entre-Q, juga
harus cerdas secara emosi, memiliki kreatifitas tinggi, intuisi serta cerdas
dalam hal spiritualitas. Entre-Q dapat dikembangkan dengan memperbanyak
pengalaman serta praktik, dan banyak mencoba secara langsung.
0 komentar:
Posting Komentar