This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 10 November 2018

Catherine Hindra Sutjahyo, Salah Satu Perempuan Sukses di Indonesia

Kisah Catherine Hindra Sutjahyo, Sang Pendiri "Online Shop Zalora Indonesia" dan CEO Alfaonline yang Kepincut Dunia e-Commerce



Hai hai sobat semuanya…. Buat kalian yang suka berbelanja online pasti sagat familiar dengan web Zalora. Yup, web online shop ini merupakan salah satu referensi buat kalian yang sedang mencari koleksi fashion terbaru, berkualitas, bermutu dan tentunya juga trendy. Nah, dibalik kesuksesan Zalora ini, rupanya ada sosok wanita berparas cantik yang merupakan pendirinya. Siapakah dia? Yuk langsung aja simak cerita awal karir dari pendiri Zalora di bawah ini…
Dia adalah Catherine Hindra Sutjahyo, wanita kelahiran Surabaya, 14 Januari 1983 adalah sosok wanita yang smart, energik, cekatan dan sangat pas menggambarkan sosok perempuan muda jaman now. Putri dari pasangan Hindra Sutjahyo dan Emi, putri kedua dari tiga bersaudara ini memang memiliki jiwa pekerja keras yang tinggi. Catherine menempuh pendidikan di Nanyang Technological University di Singapore dan mengambil jurusan banking dan finance. Awal karier yang cemerlang sudah dia rintis sejak tahun 2010 saat bergabung dengan McKinsey, sebuah perusahaan konsultan kelas dunia. Di perusahaan inilah dia menangani perusahaan-perusahaan besar yang menjadi klien dari McKinsey. Saran-saran hebat yang diperoleh dari seniornya di perusahaan McKinsey tentunya menjadi andalannya dalam menangani para klien.


Awal Karir
Sejak tahun 2010, Catherine Hindra Sutjahyo sudah merintis karir cemerlangnya dengan bergabung bersama perusahaan konsultasi kelas dunia yakni Mckinsey. Tidak main-main dengan perusahaan ini, rupanya klien dari perusahaan ini merupakan perusahaan - perusahaan besar kelas dunia. Namun, Catherine Hindra Sutjahyo tidak langsung berpuas diri sebagai ciri ciri perempun yang cerdas. Buktinya pada tahun 2012, dia melakukan sebuah lompatan besar.
Bersama seorang rekannya yang bernama Hadi Wenas, dia mendirikan sebuah fashion online yang diberi nama “ZALORA”. Hal ini tentunya merupakan sebuah kejutan yang cukup menuai sukses, dilihat karena dia sebagai salah satu pengusaha wanita sukses di Indonesia. Dengan melihat adanya peluang dan potensi yang cukup besar di Indonesia, maka Catherine bersama rekannya, memiliki semangat yang tinggi untuk terus mengembangkan bisnis fashion online tersebut.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, Indonesia adalah pasar yang potensial untuk E-Commerce. Tentunya dengan adanya industri E-Commerce yang menjadi salah satu peluang bisnis dengan masa depan yang menjanjikan serta bisa membuatnya menjadi wanita yang berpengaruh di Indonesia, Catherine sangat percaya diri untuk terus mengembangkan bisnisnya tersebut. Terlebih lagi didukung dengan kemajuan teknologi dan juga zaman yang serba cepat, praktis dan tidak ribet, tentunya belanja online menjadi pilihan utama masyarakat millennial saat ini.



Kesuksesan Zalora Sebagai Fashion Online Terkemuka
Kesuksesan ini dimulai sejak dilakukannya soft launching pada tanggal 24 Februari 2012 dan dilanjutkan dengan grand launching pada bulan September 2012. Online shop Zalora menjadi salah satu E-Commerce yang langsung mendapat perhatian terbanyak dari public, terutama dari kaum millennial saat ini. Tercatat lebih dari 100.000 fans Zalora di facebook, 4.000 follower (pengikut) di twitter dengan rata-rata pembelian per hari mencapai 600-700 transaksi. Saat ini, online shop Zalora memiliki kurang lebih 200 karyawan dengan pusat distribusi di wilayah Jakarta Timur yang mempunyai luas 5000 m2.
Online shop Zalora Indonesia ini, juga merupakan bagian dari perusahaan induk atau perusahaan utama yang berfokus pada fashion online bernama Zalando. Dimana Zalando ini  hadir di 17 negara. Zalora dapat berkembang dengan sangat cepat menjadi online shop yang terkenal dikarenakan analisisnya yang tajam terhadap bisnis E-Commerce, yang pada akhirnya membuahkan hasil yang maksimal.
Saat ini, situs Zalora bahkan telah hadir di beberapa negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Hongkong, dan Taiwan. Zalora bekerja sama dengan 400 brand fashion ternama, baik lokal maupun interlokal. Zalora hadir dengan lebih dari 200.000 item fashion yang banyak di minati oleh masyarakat, khususnya kaum millennial.
Catherine mempunyai harapan ang besar, bahwa Zalora akan menjadi ‘The One Destination’ di Indonesia, di tengah banyaknya kemunculan E-Commerce pesaingnya. Maka tidak heran jika kemudian situs Zalora ini melakukan promosi atau diskon besar-besaran, baik melalui media online maupun offline.
Kesuksesan yang telah dicapai oleh Zalora, tentunya bukan idapatkan secara instan. Melainkan dari hasil dan pengalaman yang matang selama di McKinsey yang kemudian menghasilkan berbagai pemikiran yang begitu terstruktur. Selain itu, tak luput juga karena adanya kemauan dan kerja keras untuk terus selalu belajar. Terutama mengenai bidang fashion sebagai pusat dari keberadaan Zalora di Indonesia. Di luar kesibukannya sebagai pendiri situ online shop Zalora, dia juga mendirikan sebuah yayasan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu di Indonesia dalam menyelesaikan pendidikan mereka.
Tapi dibalik kesuksesannya itu, ternyata dalam menjalankan bisnis fashion online ini, Catherine menemui banyak rintangan saat mulai mendirikan Zalora. Ia mengungkapkan bahwa tidak mudah bagi sebuah situs E-Commerce untuk mendapatkan kepercayaan publik, terlebih lagi di bidang fashion dan lifestyle. Orang-orang cenderung ingin mencoba pakaian dan aksesoris yang mereka beli untuk meyakinkan diri. Untuk mengatasi hal tersebut, Zalora kemudian menawarkan solusi cash-on-delivery service yang memungkinan pelanggan untuk memeriksa barang terlebih dahulu sebelum membayarnya. Catherine juga terus berusaha untuk menegaskan bahwa Zalora memiliki sistem yang aman dan bebas resiko, sehingga pelanggan semakin percaya dan loyal.
Sukses menempatkan Zalora sebagai salah satu E-Commerce terpopuler, Catherine mencoba peruntungan baru dengan bergabung bersama Tres Maria Capital. Di tempat baru ini, Catherine belajar tentang strategi investasi di seluruh rantai bisnis. Pekerjaan itu pernah dilakoninya saat menjadi konsultan di McKinsey. Dua tahun di Tres Maria Capital, Catherine dilamar oleh PT Sumber Alfaria Trijaya alias Alfamart. Tugasnya merombak bisnis AlfaOnline agar pasarannya lebih meningkat. Alfamart memiliki situs tersebut sejak tahun 2013. Tapi sayangnya, jumlah transaksinya minimal 1.500 transaksi per hari.


Manajemen Alfamart mendapuk Catherine, sebagai kepala eksekutif (chief executive officer/CEO) dari AlfaOnline. Lulusan bisnis Nanyang Technological University ini langsung tancap gas. Dia mengubah AlfaOnline menjadi Alfacart.com pada bulan Mei 2016. Konsep bisnis dari Tres Maria Capital diubahnya menjadi online to offline (O2O). Skema bisnis O2O ini menjagokan gerai offline sebagai penunjang transaksi di media. Komisaris Alfaonline, Budi Djoko Susanto mengaku sangat bersemangat menyambut sosok Catherine ke dalam tim Alfaonline. Menurutnya, Catherine memiliki sederet pengalaman karir yang menunjang, sehingga diyakini dapat membesarkan Alfaonline bersama timnya.