This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 25 Maret 2020

Iklan Pada Televisi

ANALISIS IKLAN TV

NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

"NEO COFFEE"
Kopi neo coffee merupakan salah satu minuman kopi yang dikeluarkan oleh Wings Food. Semenstara itu, wings food sendiri merupakan salah satu perusahan yang ada di Indonesia dimana perusahan ini telah memproduksi dan meluncurkan berbagai produk kebutuhan sehari – hari, seperti makanan, minuman, sabun, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Akan tetapi, salah satu produk terbaru dari perusahaan ini adalah produk minuman “Neo Coffee”. Beberapa hari yang lalu atau sejak adanya teaser iklan produk tersebut, telah banyak orang yang berspekulasi dan penasaran mengapa iklan produk tersebut tidak tuntas ingga akhir (hanya sepintas). Ternayta hal tersebut merupakan salah satu strategi dari pihak wings food dalam meluncurkan gebrakan produk kopi terbarunya. Setelah beberapa hari berlalu, maka pihak dari perusahaan wings food akhirnya memposting sebuah iklan secara tuntas yang berdurasi 30 detik, dimana ternyata pihak wings food menampilkan artis atau member boyband yang berasal dari Korea, yaitu Lucas Wavy sebagai model resmi untuk brand (merk) kopi terbaru mereka ini. Oleh karena itu, banyak sekali spekulasi dari para fans Lucas yang menyatakan bahwa strategi pihak wings food ini merupakan strategi yang tepat karena dinilai ssesuai dengan kondisi pasar ekonomi di Indonesia, yang mana banyak sekali wanita yang menggemari dan menyukai sosok Lucas ini. Serta pihak wings food dinyatakan berhasil bekerja sama dengan salah satu member boyband Korea, karena dalam menjalin kerjasama tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk memanggilnya ke Indonesia.
Untuk menciptakan ketertarikan yang lebih mendalam, maka dalam tampilan iklan tersebut, Lucas terlihat mengenakan sweater hoodie perpaduan maroon kuning, serta dia menari dan beberapa kali mengucapkan bahasa Indonesia, misalnya dalam pembukaan yang dibukanya dengan mengucapkan ”Hai ini Lucas” yang dilanjutkan dengan “Gue bosen yang biasa”. Setelah informasi seputar kopi diberikan, di akhir video Lucas juga mengucapkan kalimat yang membuat banyak fans Indonesia tertawa dan geleng – geleng geleng kepala pertanda tidak menyangka akan pelafalan Bahasa Indonesia yang begitu bagus dan fasih, yakni "Cobain, kuy!," sambil memberikan gaya finger heart. Hal tersebut sangat sukses dalam hal penciptaan proses promosie produk iklan minuman, karena mampu memberikan kesan tersendiri dan membuat heboh penggemar lucas dan masyarakat lainnya. Dengan adanya kata kata unik yang diucapkan Lucas, terutama “Cobain, kuy!” tersebut, maka kopi Neo Coffee sangat mudah dikenal oleh masyarakat pada umumnya.
Kopi Neo Coffee milik wings food terdiri dari 2 macam rasa, yaitu rasa caramel machiato dan mocchacino, dimana kedua produk dengan rasa berbeda ini memiliki kemasan yang berbeda pula. Untuk rasa caramel macchiato kemasan berwarna orange dan rasa mocchacino kemasan berwarna merah. Dalam menarik perhatian dan minat masyarakat terlebih kaum wanita, pihak wings food tidak hanya menampilkan dan mendatangkan member terkenal Korea sebagai ambassador kopi asli Indonesia, tapi dalam iklan juga dijelaskan bahwasanya terdapat beberapa gift (hadiah) yang mana hadiah tersebut hanya ada di Indonesia (terbatas), atau dengan kata lain tidak diperjualbelikan di Korea atau negara manapun. Hal ini karena keberadaannya terletak di dalam kemasan kopi neo coffee. Hadiah yang dimaksud adalah photocard (PC) official limited edition yang mana berupa foto dari Lucas yang terdiri atas 5 macam varian foto. Akan tetapi, disamping itu ternyata keberadaan foto ini tidak terdapat di semua kemasan kopi yang diproduksi wings food, melainkan hanya ada di beberapa kemasan saja. Sehingga taktik atau strategi ini cocok dan berhasil memikat minat dari masyarakat terutama penggemasr Lucas di Indonesia.
Selain itu, harga dari produk kopi neo coffee ini juga sangat pas dikantong atau bsia dikatakan termasuk dalam level murah. Pastinya, dengan adanya iklan tersebut, produk minuman dari perusahan wings food sangat laku keras di pasaran. Apalagi ditambah adanya penjelasan bahwa dalam beberapa setiap kemasan terdapat 1 pcs foto Lucas yang didapatkan secara cuma – cuma atau gratis, sehingga ini berhasil menarik minat konsumen, terlebih lagi konsumen yang merupakan penggemar dari Lucas.


"MIE SEDAAP"
Baru – baru ini mie sedaap membuat sebuah gebrakan baru. Produk tersebut menciptakan sebuah cita rasa baru, yaitu Mie Sedaap Korean Spicy Chicken. Dilihat dari tampilan iklan yang ditayangkan di TV sudah membuat semua orang tergoda dan mengundang selera dari masyarakat untuk merasakan cita rasa mie sedap terbaru ini. Apalagi, ditambah kemasannya yang sangat elegan serta terdapat gambar api yang membuat semakin mempertegas rasa pedas dari produk mie tersebut.
Tapi yang membuatnya dicari dan membuat masyarakat penasaran bukan hanya karena produk tersebut memiliki cita rasa baru, akan tetapi juga didukung karena terdapat atau diselipkan nama ‘kekoreaan’, serta didukung juga bintang iklan (ambassador) yang juga merupakan artis dari Korea. Artis top dari Korea Selatan yang berhasil menjadi ambassador dari produk mie sedaap ini adalah Siwon Choi. Strategi yang sangat bagus untuk diterapkan melihat keadaan saat ini, dimana banyak sekali penggemar K-pop yang menggandrungi Siwon Choi ini. Hal ini membuat produk mie sedaap banyak dicari oleh masyarakat terutama para penggemar Siwon.
Pada tayangan iklan yang berdurasi 30 detik, selain menampilkan informasi produk mie sedaap dengan cita rasa baru, tapi juga menampilan wajah Siwon sehingga hal ini akan menarik perhatian dan minat konsumen yang melihatnya. Dijelaskan bahwa produk mie sedaap ini terbagi atas 2 level kepedasan, yaitu level 1 diberi julukan ‘Pedas Nikmat’ dan level 2 diberi julukan ‘Pedas Gila’. Tentunya dengan hal ini, masyarakat akan merasa penasaran seberapa pedas level tersebut. Sasaran dari produk mie sedaap ni adalah seluruh masyarakat yang berumur remaja hingga dewasa dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Produk mie sedaap ini juga bisa dikonsumsi oleh penggemar dari Siwon, sehingga nantinya akan mempengaruhi teman dan lingkungan sekitarnya. Dan hal ini akan menimbulkan ketertarikan bagi lingkungan di sekitarnya untuk mengonsumsi produk mie sedaap ini.
Dalam hal pengemasan, produk tidak hanya berbentuk dalam kemasan plastik pada umumnya, akan tetapi juga tersedia dalam bentuk cup atau gelas. Dengan dikeluarkannya produk mie sedaap dengan cita rasa terbaur ini, akan memberi tambahn pengetahuan rasa bagi masyarakat. Ditambang dengan adanya pengaruh ambassador yang berasal dari Korea akan menimbulkan ketertarikan bagi masyarakat umum, khususnya bagi penggemar K-pop atau penggemar si ambassador Siwon.

Rabu, 18 Maret 2020

Tindakan Konsumen

TINDAKAN KONSUMEN

NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C


      A.    Pengenalan Kebutuhan
Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan, kebutuhan bisa timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya tergantung pada banyaknya ketidaksesuaian antara keadaan actual dengan keadaan yang diinginkan. Jika ketidaksesuaian melebihi tingkat tertentu, maka kebutuhan pun akan dikenali. Setelah konsumen mengidentifikasi masalah, maka konsumen akan melakukan proses lebih lanjut yang dipengaruhi oleh tingkat pentingnya kebutuhan tersebut serta sumber daya yang dimiliki oleh konsumen. Pada akhirnya apakah konsumen akan melakukan proses pembelian ditentukan oleh sikap, baik dirinya maupun sikap orang lain terhadap produk tersebut. Setelah konsumen menyadari adanya kebutuhan, langkah berikutnya adalah mencari informasi, yang mana kemudian memprosesnya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan keputusannya.
a.    Faktor yang Mempengaruhi Pengenalan Kebutuhan
1.   Keadaan yang berubah, kebutuhan akan selalu mengalami perubahan dalam kehidupan seseorang. Perubahan di dalam keluarga juga dapat memicu pengenalan kebutuhan. Sebagai contoh, kelahiran anak mengakibatkan kebutuhan untuk makanan, pakaian, perabot bayi.
2.   Pemerolehan Produk, pada gilirannya hal tersebut akan mempengaruhi kebutuhan terhadap produk tambahan. Misalnya pemerolehan perabot baru.
3.   Konsumsi Produk, dalam banyak situasi pembelian suatu kebutuhan terjadi karena adanya kondisi kehabisan persediaan. Sejauh mana produk memenuhi harapan konsumen selama konsumsi sehingga mempengaruhi pengenalan kebutuhan.
4.   Pengaruh Pemasaran, pemasar dapat memenuhi kebutuhan dalam diri konsumen dengan merangsang kebutuhan mereka melali programpemasaran.
5.   Perbedaan individu, terdapat beberapa konsumen yang mengenali kebutuhan dari keadaan actual dan dari keadaan yang diinginkan.
b.    Tingkatan Kebutuhan Menurut Maslow
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Lima kebutuhan dasar Maslow yang disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial, yaitu sebagai berikut :
1.    Kebutuhan Fisiologis, contohnya sandang, pangan, papan, dan kebutuhan biologis seperti bernafas dll.
2.    Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan, contohnya bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dll.
3.    Kebutuhan Sosial, contohnya memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dll.
4.    Kebutuhan Penghargaan, contohnya pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri, yang merupakan kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

      B.    Sumber Informasi
Para pemasar harus memahami perilaku konsumen. Para konsumen melewati lima tahap proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Salah satunya tentang konsentrasi pemasaran lebih diarahkan pada keputusan mengenai produk alternative yang ada di pasar. Konsumen mengambil keputusan pembelian atas sumber informasi yang mereka terima yang dijadikan dasar pembelian. Beberapa sumber informasi yang dapat mereka pergunakan diantaranya: televise, majalah, koran, keluarga, teman. Adapun sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu :
a.    Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sifatnya lebih banyak memberikan penilaian dan memperkuat informasi produk yang diterima calon pembeli.
b.    Sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko), sifatnya lebih banyak memberitahukan hal-hal seputar produk. Iklan merupakan sumber informasi komersial yang potensial dalam meraih calon pembeli.
c. Sumber publik (media massa, organisasi penentu peringkat konsumen), berupa kecenderungan publik dalam mengapresiasi suatu produk. Informasi yang diberikanbiasanya melalui sebuah survei atau polling pendapat berkenaan dengan suatu jenis produk.
d. Sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk), berupa pengalaman sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan produk untuk memenuhi suatu kebutuhan.

C.    Evaluasi Alternatif Produk
Evaluasi alternatif Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian, dimana konsumen menggunakan informasi yang telah diperoleh untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Inti dari informasi alternatif ini adalah konsumen akan memilih produk diantara berbagi pilihan yang dapat memuaskan kebutuhannya. Terdapat konsep dasar yang dapat digunakan acuan dalam menjelaskan proses evaluasi yang dilakukan oleh konsumen, yaitu :
a.    Berasumsi bahwa setiap konsumen melihat 1 produk sebagai satu paket atribut produk.
b. Memberi tingkat kepentingan yang berbeda pada tiap atribut atribut yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginannya yang unik.
c.   Kemungkinan akan mengembangkan suatu susunan keyakinan merek mengenai posisi setiap merek pada setiap atribut.
d.  Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi terhadapat tingkat-tingkat atribut yang berbeda.
e. Konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

      D.    Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Adapun aspek-aspek pemilihan keputusan:
1.     Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
2.     Pembelian yang sering – Pembelian yang jarang
3.     Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
4.     Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
5.   Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif.

Berikut uraian lebih lanjut mengenai konsep keputusan konsumen
a.    Analisis Pengambilan Keputusan oleh Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen, yaitu :
1.    Sudut Pandang Ekonomis, konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya masing - masing.
2.    Sudut Pandang Kognitif, konsumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk.
3.    Sudut Pandang Emosional, hal ini lebih menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi.
b.    Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1.    Harga, konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2. Nama Merek, merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk.
3.    Negara asal, negara dimana produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
4.    Saliensi ( Atribut yang mencolok), hal ini mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain.
5.   Model, banyak dari konsumen terutama wanita yang tertarik dengan tampillan atau model dari suatu  produk yang di inginkannya, misalnya karena bentuknya yang lucu dll.
6. Kualitas, tidak sedikit dari para konsumen yang melihat kualitas produk yang mereka inginkan.

       E.    Menentukan Alternatif Pilihan
Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting. Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol. Keputusan pembelian konsumen membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor, yaitu sikap/ pendirian orang lai dan situasi yang tidak diantisipasi. Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.

      F.    Menaksir Alternatif Pilihan
Menaksir alternatif pilihan adalah kegiatan memprediksi pilihan alternatif setelah pilihan awal tidak berhasil dicapai, kegiatan ini berfungsi sebagai rencana jaga-jaga jika ada pilihan yang tidak berhasil. Konsep dasar tertenu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran secara logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau bahkan tidak sama sekali. Terkadang Mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.


       G.    Seleksi dan Pembelian Produk
                     Setelah menentukan pilihan produk, maka konsumen akan melanjutkan proses berikutnya, yaitu melakukan tindakan pembelian. Jenis pembelian produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen bisa digolongkan menjadi 3 macam yaitu :
a.    Pembelian yang terencana sepenuhnya
b.    Pembelian yang separuh terencana
c.     Pembelian yang tidak terencana
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu keputusan untuk membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli, yaitu :
a.   Sikap orang lain, yaitu tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga, dll.
b.   Situasi tak terduga, yaitu harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan
Faktor yang dapat diduga, yaitu faktor situasional yang dapat  diantisipasi oleh konsumen

       H.    Pasca Komunikasi Produk
Setelah mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai disini, namun ada tindakan lain yang mengikuti konsumsi, yang disebut tindakan pasca konsumsi. Konsumen melakukan evaluasi yang bisa menimbulkan kepuasan dan ketidakpuasan terhadap suatu produk akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen merasa puas, maka kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang, begitupula sebaliknya. Oleh karena itu, suatu perusahaan berusaha memastikan tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat dalam proses pembelian. Adapun indikator dari keputusan pembelian (dalam Soewito : 2013) yaitu:
a.    Kebutuhan yang dirasakan
b.    Kegiatan sebelum membeli
c.     Perilaku waktu memakai
Perilaku pasca pembelian


STUDI KASUS
Judul : Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian  Pepaya California
Oleh : Harwan Sutomo, I Ketut Sukanata, dan Kadinda Retno Martani
Konsumen merupakan seseorang melakukan pembelian barang  dan jasa untuk digunakannya sendiri, dalam konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu dan sering disebut sebagai „pemakai akhir‟ atau „konsumen akhir‟. Indonesia memiliki beraneka ragam buah-buahan yang terhampar di seluruh nusantara. Salah satu yang terkenal adalah buah pepaya. Pepaya  merupakan  salah  satu komoditas buah  yang  memiliki  banyak  fungsi  dan  manfaat.  Sebagai  buah  segar, pepaya banyak dikonsumsi karena mengandung nutrisi yang baik, harga juga relatif terjangkau dibandingkan buah lainnya. Buah pepaya bukan merupakan buah komoditas utama yang dikembangkan di Kota Cirebon, buah pepaya yang ada di Kota Cirebon sebagian besar didatangkan dari luar daerah seperti Bogor, Sukabumi dan Karawang. Pasar yang tersedia buah pepaya cukup banyak di Kota Cirebon salah satunya adalah Pasar Harjamukti. Umumnya pembeli yang membeli buah di Pasar Harjamukti tergantung pada jamnya, biasanya jika subuh atau pagi hari orang-orang yang membeli buah adalah pedagang yang akan menjual lagi buah yang mereka beli tersebut. Dan pada siang hari sampai sore hari pembeli merupakan pembeli rumah tangga yang tujuan membelinya adalah untuk dikonsumsi sendiri. Hal-hal  yang  mempengaruhi pembeli untuk  membeli pepaya  california  di Pasar  Harjamukti  umumnya  adalah  karena  dipasar  ini  jenis  buah  yang  dijual tergolong lengkap dan lokasinya yang dapat ditempuh dengan mudah dan ada dipinggir jalan jadi tidak harus memarkirkan kendaraan ditempat yang jauh terlebih dahulu. Jadi bagi konsumen yang memiliki waktu sempit, hal ini sangat efisien. Proses pengambilan keputusan konsumen di Pasar Harjamukti umumnya dilalui dengan kesadaran akan kebutuhan konsumsi buah dirumah lalu mencari informasi mengenai buah yang dibutuhkan, bisa dari kerabat ataupun penjual buah tersebut. Setelah itu biasanya jika buah yang diinginkan tersedia maka konsumen akan langsung membeli namun jika tidak ada konsumen akan menggantinya dengan buah lain atau mencari buah yang diinginkan ditempat lain.
Dalam hal ini, konsumen pepaya california adalah konsumen individu yang membeli untuk dikonsumsi bagi diri sendiri atau keluarganya. Karakteristik   dari   konsumen   ini   biasanya   berpengaruh   besar   dalam menentukan pembelian yang akan dilakukannya. Karakteristik konsumen adalah data- data dari konsumen mengenai jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan lainnya. Misalmya adalah tingkat pendidikan berpengaruh pada banyaknya pengetahuan yang di miliki tentang gizi suatu buah. Dijelaskan bahwa karakteristik konsumen terdiri atas beberapa kriteris, yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, status, jumlah anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan tingkat pengeluaran. Dan karakteristik konsumen proses keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pepaya, yaitu diantaranya adalah pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan evaluasi setelah pembelian.
Dari penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hal-hal yaittu bahwa Karakteristik dominan dari konsumen yang membeli pepaya california di Pasar Harjamukti sebagian besar adalah perempuan, mulai dari yang berumur 15 tahun – 45 tahun, berstatus menikah, anggota keluarga yang terdiri atas 3 – 4 orang, pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas),  pekerjaan  ibu  rumah  tangga,  pendapatan  Rp.  1.000.000 – Rp. 1.900.000, pengeluaran untuk membeli pepaya perbulan sebesar Rp. 30.000 – Rp. 39.000. dan faktor – faktor  yang  mempengaruhi keputusan pembelian pepaya california adalah :
·         Faktor lingkungan dengan kategori tinggi.
·         Faktor perbedaan individu dengan kategori tinggi.
·         Faktor pengaruh psikologi dengan kategori sedang
·         Faktor atribut pepaya dan atribut pasar dengan kategori sedang.
 Dan berdasarkan keputusan pembelian pepaya california, maka proses keputusan pembelian pepaya yakni Pengenalan  kebutuhan, dimana menyesuaikan dnegan harganya  yang  terjangkau,  kemudianpentingnya pepaya yakni biasa saja tergantung keinginan dan pengambil keputusan untuk mengkonsumsi buah pepaya adalah diri sendiri; Pencariaan informasi, dengan memperoleh informasi dari kerabatnya dan hal yang mempengaruhi untuk membeli buah pepaya california dibanding buah lain adalah karena rasanya yang enak; Evaluasi alternatif, konsumen mempertimbangkan pepaya california dikarenakan harganya; Proses pembelian, dimana sebelum melakukan pembelian pepaya konsumen merencanakannya terlebih dahulu, kemudian dipertimbangkan tempat untuk membeli pepaya california yang harganya lebih terjangkau. Dan jangka waktu membeli pepaya adalah seminggu sekali, serta apabila harga pepaya naik maka konsumen akan memilih untuk mencari alternatif buah lain; Evaluasi  setelah pembelian, konsumen merasa puas terhadap pepaya california di Pasar Harjamukti dan setelah membeli maka konsumen akan melakukan pembelian ulang.


DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan. Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Sutomo H., I Ketut Sukanata K. I., dan Martani R. K. Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian  Pepaya California. Jurnal Agrijati. 28 (1) : 115 – 144.

Rabu, 11 Maret 2020

Budaya Dan Kelas Sosial


BUDAYA DAN KELAS SOSIAL

NAMA            : RINA CHINTYA D.
NIM                : 170321100004
KELAS           : PERILAKU KONSUMEN – C

Konsumen adalah makhluk social, dimana merupakan makhluk yang hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi dengan sesamanya. Orang – orang di sekeliling inilah yang disebut sebaga Iingkunga social konsumen. Konsumen sering berinteraksi satu sama lain., saling mempengaruhi dalam membentuk penilaian, perilaku, kebiasaan, sikap, dan kepercayaan serta budaya.

Budaya bukan hanya yang bersifat abstrak seperti nilai, pemikiran, dan kepercayaan, akan tetapi budaya bisa berbentuk objek material. Budaya akan memberikan petunjuk kepada seseorang tentang perilau yang diterima oleh suatu masyarakat dan budaya juga memberikan rasa memiliki indentitas bagi seseorang dalam kelompok masyarakat. Makna budaya biasanya diciptakan oleh seseorang dalam sebuah kelompok kecil. Pada tingkatan yang lebih luas, pemerintah, lembaga social, lembaga keagamaan, universitas, dan perusahaan juga menciptakan makna budaya.
       A.  Kebudayaan
            a. Arti Pengaruh Kebudayaan
Kebudayaan dapat diartikan sebagai kompleks simbol dan barang-barang buatan manusia yang diciptakan oleh masyarakat tertentudan diwariskan dari generasi satu ke generasi yang lain sebaga faktor penentu dan pengatur perilaku anggotanya. Budaya memperlengkapi orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu status sosial yang membedakannya dari kelompok kultur yang lainnya. Elemen yang peru dirisbawahi adalah nilai, bahasa, mitor adat, ritual dan hukum yang mempertajam perilaku atas kultur. Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting dan dipengaruhi oleh budaya yaitu:
1.    Rasa diri dan ruang
2.    Pakaian dan penampilan
3.    Waktu dan kesadaran akan waktu
4.    Komunikasi dan bahasa
5.    Makanan dan kebiasaan makan
6.    Hubungan
7.    Nilai dan norma
8.    Kepercayaan dan sikap
9.    Proses mental dan pembelajaran
10.  Kebiasaan kerja dan praktek
            b. Demografi dan Sub Budaya
Menurut Kotler dan Armstrong (2001), sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama. Ada beberapa jenis sub budaya, yaitu usia, agama, kelas sosial, jenis kelamin, etnis, dan regional. Masing-masing sub budaya tersebut sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Demografi adalah ilmu tentang populasi manusia dalam hal ukuran, kepadatan, lokasi, umur, jenis kelamis, ras, mata pencahrian, dan statistik lainnya. Lingkungan demografi adalah kepentingan utama bagi pemasar karena lingkungan ini melibatkan orang-orang, dan orang-orangakan membentuk pasar.
Konsep subbudaya dan demografi sangat erat hubungannya. Variabel demografi menggambarkan karakteristik populasi. Contoh variabel demografi adalah:
1.    Kebangsaan
2.    Status perkawinan
3.    Usia
4.    Pendapatan
5.    Agama
6.    Suku
7.    Jenis kelamin
8.    Suku
9.    Pekerjaan
10.  Pendidikan
            
       B. Kelas Sosial
            a. Pengertian Kelas Sosial
1. Menurut Pitrim A. Sorokin yang dimaksud dengan kelas sosial adalah “Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis). Dimana perwujudannya adalah lapisan-lapisan atau kelas-kelas tinggi, sedang, ataupun kelas-kelas yang rendah ”.
2. Jeffries mendefinisikan kelas sosial merupakan konsep kelas melibatkan perpaduan antara ikatan-ikatan. Yang diantaranya adalah ekonomi, pekerjaan dan pendidikan.Yang mana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan.
3. Bernard Barber mendefinisikan kelas sosial sebagai sebagai himpunan keluarga-keluarga.
           Jadi, dari beberapa definisi yang dikemukakan para ahli sosiologi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kelas sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarchis), yang mana terjadinya pembedaan kelas dalam masyarakat tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan keterkaitan status (jabatan) seorang anggota keluarga dengan status anggota keluarga yang lain, bilamana jabatan kepala keluarga naik, maka status anggota keluarga yang lain ikut naik pula.
            b. Faktor Penentu Kelas Sosial
                 Adapun faktor yang menjadi penentu dari terbentuknya kelas social, yaitu :
1. Kekayaan dan penghasilan, uang diperlukan pada kedudukan kelas sosial atas. Untuk dapat memahami peran uang dalam menentukan kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasarnya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut cara hidup orang berkelas sosial atas. Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
2. Pekerjaan, pekerjaan juga merupakan aspek kelas sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Jika dapat mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, teman bergaul, jam bekerja, dan kebiasaan sehari- harinya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
3. Pendidikan, kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-­kurangnya dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
           c. Macam-Macam Kelas Sosial
             Mosca membedakan antara kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, antara orang kaya dan orang miskin. Bahkan seorang ilmuwan yang bernama Warner merinci tiga kelas ini menjadi enam kelas yaitu:
1. Kelas atas – atas (upper-upper class) mencakup keluarga-keluarga kaya lama, yang telah berpengaruh dalam masyarakat dan sudah memiliki kekayaan yang begitu lama, sehingga orang-orang tidak lagi bisa mengingat kapan dan bagaimana cara keluarga-keluarga itu memperoleh kekayaanya.
2. Kelas atas bawah (lower upper class) mempunyai jumlah uang yang sama, tetapi mereka belum terlalu lama memilikinya dan keluarga ini belum lama berpengaruh terhadap masyarakat.
3. Kelas menengah atas (upper middle class) mencakup kebanyakan pengusaha dan orang profesional yang berhasil, yang umumnya berlatar belakang keluarga baik dan berpenghasilan yang menyenangkan.
4. Kelas menengah bawah (lower middle class) meliputi para juru tulis, pegawai kantor dan orang-orang semi profesional.
5. Kelas bawah atas (upper lower class) terdiri atas sebagian besar pekerja tetap.
6. Kelas bawah bawah (lower-lower class) meliputi para pekerja tidak tetap, penganggur, buruh musiman.

STUDI KASUS
Judul : Pengaruh Budaya Dan Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Pada PT. Bina Langgeng Lestari (Tony Moly Cosmetic) Medan
Oleh : Efrizal Adil, SE, MA dan Samrin, SE, MM
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPAB

Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari internal maupun eksternal dari seorang konsumen, seperti budaya dan kelas social seseorang. Menurut Kotler, (2013) kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembagalembaga penting lainnya. Sedangkan budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaaan dan kebiasaan seseorang dan masyarakat. Dan kelas social merupakan proses pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, dimana para anggotanya menganut nilai, minat dan perilaku sama. Terkait dengan perilaku konsumen, ternyata faktor budaya dan kelas sosial konsumen memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen dalam keputusan pembelian.
Menurut Mowen (2006), faktor sosial adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan-tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Faktor sosial terdiri dari 3 kelompok, yaitu kelompok acuan, yang mana terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Kemudian ada keluarga, yang merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling berpengaruh dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Dan yang ketiga adalah peranan dan stastus, yang meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang dan masing – masing peranan akan menghasilkan status.
Saat ini industri kosmetik di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat atau dengan kata lain memberikan keuntungan yang sangat menjanjikan. Berbagai jenis kosmetik yang diproduksi untuk menarik minat para konsumen, khususnya konsumen wanita, mulai dari kosmetika untuk membersihkan wajah, mencerahkan wajah, hingga serum vitamin untuk wajah. Penampilan yang cantik dan menarik dari sesorange tentu akan mempengaruhi rasa percaya diri seseorang. 
Salah satu merek kosmetik yang memiliki kualitas dan keunikan tersendiri, yaitu Tony Moly Cosmetic. Brand ternama tersebut adalah perusahaan merek kosmetik populer berasal dari luar negeri yang terkenal dalam berbagai macam produk kecantikan, produk perawatan rambut dan telah memasarkan produk seperti eye shadow, lipstik, foundation, produk makeup dan perawatan wajah hingga ke manca negara. Selain itu ada beberapa perusahaan merek kosmetik dalam negeri seperti Mustika Ratu, Martha Tilaar, Wardah, dan lain lain.
PT Bina Langgeng Lestari Medan merupakan perusahaan yang memasarkan produk – produk kosmetik dengan merek Tony Moly Comestic. Adanya media yang memunculkan image bahwa seorang wanita itu akan terlihat cantik apabila berkulit putih, sehingga hal ini menyebabkan konsumen menjadi ragu dan berkeinginan untuk beralih ke cosmetic dengan merk lain. Untuk itu perusahaan harus mampu dalam mengatasi perubahan tersebut, agar terhindar dari kerugian dan tidak terkena pengaruh yang mengakibatkan beralihnya keputusan konsumen atas pembelian produk Tony Moly Cosmetic.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara budaya dan kelas sosial terhadap keputusan pembelian pada PT. Bina Langgeng Lestari (Tony Moly Cosmetic) Medan. Bagi perusahaan, untuk lebih meningkatkan keputusan pembelian pada PT. Bina Langgeng Lestari (Tony Moly Cosmetic) Medan, perusahaan bisa memproduksi produk – produk terbaru sesuai dengan selera konsumen yang terus menerus berubah serta mengadakan event – event tertentu dalam rangka menarik perhatian konsumen baru.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarwan. Ujang. 2015. Perilaku konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Adil E. dan Samrin. 2016. Pengaruh Budaya Dan Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pt. Bina Langgeng Lestari (Tony Moly Cosmetic) Medan. Jurnal Manajemen Tools. 6 (1) : 30 – 38.