Rina Chintya D. (170321100004)
Sulastri Alaida Putri (170321100034)
Fina Alysia Firnanda (170321100060)
"Review Jurnal Prinsip Etika
Bisnis dan Penerapannya dalam Perusahaan"
PENDAHULUAN
Etika bisnis menjadi perhatian dunia usaha
akhir-akhir ini. Muslich (1998) menyatakan bahawa etika bisnis diartikan
sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang
memperhatikan norma yang berlaku secara universal dan ekonomi/sosial, dan penerapannya
menjunjung maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Etika berkaitan
dengan nilai-nilai tata cara hidup yang baik, aturan dan kebiasaan hidup yang
baik (Keraf, 2010).
Beberapa teori etika, antara lain :
Beberapa teori etika, antara lain :
1. Etika Evolusionisme : suatu
konsep yang merupakan hasil dari suatu evolusi (Sunoko, 1992).
2. Etika Utilitarianisme :
mengatakan bahwa kegiatan bisnis disebut baik jika
memberikan manfaat dan keuntungan.
3. Etika Pragmatisme : berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti
tindakan, perbuatan, dan manfaat.
4. Etika Relativisme : relativisme
berpendapat bahwa yang baik dan
yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan
budaya masyarakatnya.
5. Etika
Deontologi : tindakan dapat dikatakan baik bukan dilihat dari nilai dan
dibenarkan berdasarkan perilaku atau tujuan dari tindakan tersebut, tapi berdasarkan pada
kewajiban bertindak pada orang lain.
Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku
dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari norma-norma. Prinsip etika bisnis juga
dikemukakan oleh White (1997) dalam bukunya yang berjudul “Honetsy,
Morality, and Conscience” dalam buku tersebut White menyebutkan ada lima
prinsip yang mendasari etika yang di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu timbangan yang benar, memiliki
kejujuran, menjadi teladan bagi semua orang,
memiliki
tanggung jawab pribadi, dan mengambil keuntungan yang wajar.
A. Timbangan
yang Benar
Dalam
prinsip ini dijelaskan bahwa para pebisnis harus memiliki rasa tanggung jawab
terhadap kualitas produk yang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen. Kualitas
produk yang ditawarkan harus sesuai dengan harga yang diberikan ke pelanggan, sehingga akan terwujud
rasa keadilan dan kepercayaan
dalam melakukan transaksi jual-beli.
B. Prinsip
Kejujuran
Prinsip
kejujuran dalam setiap tindakan berbisnis
merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam suatu bisnis dengan tujuan agar
tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan konsumen. Dalam perikatan
perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain,
bahwa masing-masing pihak harus jujur dalam proses pembuatan perjanjian dan
kontrak (perusahaan dan konsumen).
C. Menjadi
Teladan bagi semua orang
Seorang pemimpin perusahaan harus memiliki
sifat dan sikap yang baik sehingga patut untuk ditiru dan menjadi teladan bagi
setiap orang, baik pihak dalam seperti karyawan maupun bagi pihak luar. Dan hal
ini tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi perusahaan tersebut, karena
dengan melihat sifat dan sikap dari pemimpin perusahaan yang bersangkutan, maka
perusahaan akan memiliki nama baik di mata konsumen dan masyarakat.
D. Mengambil Keuntungan yang Wajar
Para
pebisnis disarankan untuk tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dan
kemudian merugikan orang lain. Dalam
memberikan harga pada setiap produk yang dijual tidak boleh terlalu jauh
melampaui nilai dari barang yang akan dijual kepada pelanggan, sehingga para pelanggan
tidak merasa dirugikan oleh pelaku bisnis setelah membeli produk tersebut.
E. Tanggung
Jawab Pribadi
Sebagai
seorang pemimpin harus dapat mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkan dari semua tindakan yang
telah dilakukan sebelumnya, baik itu merupakan hal yang baik maupun tidak baik,
karena setuap tindakan memiliki konsekuensi masing-masing.
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Etika
bisnis dalam perusahaan mempunyai peran penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landsan yang kokoh. Perilaku bisnis yang etis
sangat ditentukan oleh nilai dan kesadaran moral dari pelaku bisnis tersebut.
Dalam
menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),
etika bisnis berperan sangat
penting dan harus dipegang oleh semua pelaku bisnis di Indonesia. Karena tanpa
adanya etika bisnis, semua masalah
sengketa bisnis baik yang melalui
lembaga peradilan maupun di luar peradilan akan menjadi sia-sia. MEA merupakan sebuah kesepakatan dari negara-negara
yang masuk dalam anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan dan
perkembangan dalam bidang perekonomian terlebih dalam dunia bisnis.
Setiap perusahaan harus meyakini bahwa prinsip bisnis
yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan
berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah moral sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Dan etika bisnis ini juga dapat
menjadi standar dan pedoman bagi pemimpin perusahaan, seluruh karyawan,
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi nilai moral yang jujur, transparan dan
sikap yang profesional. Adapun conoth penerapan etika
bisnis terdapat pada PT. Pendawa
Polysindo Perkasa.
PT.
Pendawa Polysindo Perkasa merupakan salah satu perusahaan industri plastik
(pembuatan kantong plastik) yang mulai berdiri sejak tahun 1990. Perusahaan ini
didirikan oleh Hans Koeswanto. Pada awalnya tahun 1980, perusahaan ini hanya
menjual biji plastik yang berasal dari sampah plastik yang dihancurkan dengan
mesin pencacah, kemudian
menjadi butiran-butiran kecil plastik yang siap diolah kembali. Produk ini
hampir tidak mengalami kemajuan, tetapi berkat kerja keras dan usahanya,
berselang 3 tahun produk biji plastik tersebut mendapat respon positif dari
masyarakat, sehingga lama kelamaan pemimpin tersebut mempunyai ide untuk memproduksi
sendiri biji plastik yang
kemudian di olah menjadi kantong plastik. Pada tahun 1990, Hans Koeswanto
meresmikan perusahaan plastik untuk pertama kalinya. Untuk tahun-tahun
berikutnya, perusahaan ini mendapat orderan ratusan karung untuk dikirim ke luar
daerah dan hal tersebut masih terjadi hingga
saat ini.
Sebelum
berdirinya PT. Pendawa Polysindo Perkasa, si pemilik perusahaan bekerja sebagai
penjual biji plastik. Tapi, seiring berjalannnya waktu, si pemilik berhasil
membangun perusahaan yang memproduksi kantong plastik sendiri. Melihat adanya
perkembangan dari PT. Pendawa Polysindo Perkasa yang dari awal berdiri hingga
saat ini, maka dapat dikatakan bahwa PT. Pendawa mengalami peningkatan dan
kemajuan secara perlahan-lahan.
- Hasil dan Pembahasan Sikap serta Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Pemasok
Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa
menggunakan etika deontologi dalam hubungannya dengan pemasok, dimana merupakan
sikap yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada tanpa melihat manfaat,
tingkat kemudahan, menyenangkan atau tidaknya hal tersebut. Tindakan pemimpin
perusahaan yang wajib dan harus jujur
dalam melaporkan kepada pemasok setiap terjadi ketidaksesuaian barang yang dikirim, baik berupa
kelebihan atau kekurangan
jumlah barang, atau
kualitas dari tipe barang yang dikirim.
- Hasil dan Pembahasan Sikap dan Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Konsumen
Hubungan antara pemimpin PT. Pendawa
Polysindo Perkasa dengan konsumen
menggunakan etika utilitarianisme, dimana lebih mengutamakan manfaat dan
kegunaan untuk menentukan bahwa suatu perilaku dikatakan baik jika memberikan
manfaat dan keuntungan. Perusahaan
selalu mengutamakan konsumen mayoritas dengan tujuan supaya memperoleh
keuntungan lebih besar dari biasanya. Sehingga, pemimpin berpikir bahwa
pelanggan mayoritas harus dilayani sebaik mungkin supaya mereka terus membeli produk di
perusahaan tersebut. Menurut pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa, dasar dari
berbisnis yaitu untuk memperoleh keuntungan lebih besar dan tidak hanya melihat
dari teori saja karena yang menentukan hasilnya adalah hasil dan fakta yang
diperoleh saat berada di lapangan.
- Hasil dan Pembahasan Sikap dan Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Karyawan
Hubungan pemimpin PT. Pendawa Polysindo
Perkasa dengan karyawan menggunakan etika deontologi, dimana menjadi kewajiban
dari tiap perusahaan perusahaan untuk
memberikan kebijakan kepada karyawan, meliputi pemenuhan
standar Upah Minimum Kota (UMK) dalam pemberian gaji karyawan, pemberian
tunjangan-tunjangan (BPJS kesehatan dan
kesejahteraan),
dan perusahaan tidak pernah menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan
penurunan upah meskipun hasil yang diperoleh dari perusahaan mengalami
penurunan yang cukup signifikan.
- Hasil dan Pembahasan Sikap Pemimpin Terhadap 5 Perspektif Etika dalam Berbisnis
Hubungan pemimpin PT. Pendawa Polysindo
Perkasa dengan pelanggan menggunakan
etika utilitarianisme, yang
dibuktikan dengan pola pikir dan perilaku pemimpin perusahaan yang lebih mengutamakan
kepuasan pelanggan mayoritas untuk memperoleh keuntungan lebih dari pelanggan
tersebut, sehingga pelanggan
minoritas merasa tidak adil dengan sikap dan perilaku pemimpin dan merasa tersingkir akibat
adanya penguasa (pelanggan mayoritas).
Pemimpin melakukan hal yang tidak adil dalam berbisnis, yaitu hanya memikirkan untung
dan rugi saja sehingga pelanggan minoritas menjadi korban. Dalam hal ini, pola pikir dan
perilaku pemimpin bertentangan dengan prinsip deontologi, dimana etika
deontologi mengajarkan untuk tidak membedakan pelanggan baik mayoritas atau
minoritas yang merupakan kewajiban dari
perusahaan.
- Temuan dan Implikasi Manajerial
Dari pembahasan di atas mengenai sikap dan
perilaku pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan melihat 5 perspektif
etika yang berbeda dalam hubungan dengan pemasok, pelanggan, karyawan dan juga mengenai
sikap pemimpin terhadap 5 perspektif etika tersebut. Diketahui bahwa hubungan pemimpin PT. Pendawa
Polysindo Perkasa dengan konsumen menggunakan
paham utilitarianisme, dimana pemimpin
mengatakan bahwa bisnis dijalankan dengan tujuan memperoleh keuntungan, tapi
bukan berarti pemimpin dapat melakukan tindakan yang melanggar hak-hak
konsumen. Dari penelitian ini, perusahaan diharapkan mengubah sistem kerja yang
berlaku di perusahaan supaya disesuaikan dengan prinsip etika deontologi. Hal
tersebut sangat penting karena bisnis perusahaan
dipastikan akan menjadi lebih baik ke depannya. Diharapkan pula perusahaan tidak
mengabaikan pelanggan minoritas, karena pelanggan minoritas juga mempunyai hak
yang sama dengan pelanggan mayoritas yaitu berhak untuk dilayani secara baik dan jujur.
Dengan begitu, diharapkan supaya perusahaan bisa menerapkan prinsip-prinsip etika
bisnis yang benar dan sesuai dengan aturan yang ada dan tidak hanya memikirkan
keuntungan saja. Bisnis yang diharapkan sehingga dapat diterima oleh masyarakat harus
dilandasi dengan nilai, moral, jujur, transparan dan bersifat profesional.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan sikap bagi pelaku bisnis, dimana dalam
menghadapi persaingan di era masyarakat ekonomi ASEAN ini, baik pemimpin dari
perusahaan kecil maupun besar harus menerapkan etika bisnis yang sesuai dengan
norma, nilai, moral dan budaya masyarakat supaya bisnis yang dijalankan akan
tetap berjalan dan semakin berkembang. Etika
bisnis berpengaruh secara positif pada perkembangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin yang memahami
dengan baik nilai-nilai etika bisnis dan menjadikannya pedoman dalam berbisnis, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan bisnisnya. Jika peran pemimpin baik, maka perusahaan akan berkembang dengan baik, begitu pula sebaliknya. Perilaku etis pemimpin juga
berpengaruh positif terhadap tanggung jawab pada lingkungan sosial.
Dalam sebuah perusahaan diperlukan kode
etik agar mampu menjadi acuan semua pihak dalam perusahaan. Teori etika bisnis
terdiri atas etika evolusionisme, etika utilitarianisme, etika pragmatisme,
etika relativisme, dan etika deontologi. Selain itu, terdapat 5 prinsip yang
mendasari etika bisnis yang diterapkan didalam kehidupan sehari-hari yakni timbangan yang benar, memiliki prinsip
kejujuran, menjadi
teladan bagi semua orang, mengambil
keuntungan yang wajar, dan memiliki tanggung jawab pribadi.
Saran
LINK JURNAL
https://drive.google.com/open?id=1e4WKEevvvnURxttuUPvjIIM3bJh15G09
https://drive.google.com/open?id=1yA4sIMf6UpHQRzivCeY-5Kpbgujw8ZV9
PPT
Perusahaan-perusahaan harus selalu meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pemimpin perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar sebenarnya telah mempunyai pemahaman yang baik tentang nilai-nilai etika dan juga berperilaku etis dalam berbisnis, maka tugas selanjutnya bagi pemerintah adalah untuk menjaga apa yang sudah ada supaya tetap terpelihara, seperti memanfaatkan dinas-dinas yang terkait dalam permasalahan ini harus lebih intensif lagi dalam mengadakan penyuluhan tentang keberhasilan lingkungan dan keamanan pangan. Apabila diketahui ada pelaku bisnis yang berperilaku tidak etis, misalnya pelaku bisnis yang merusak lingkungan, melakukan iklan penipuan dan sebagainya, maka harus benar-benar diberi sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Disarankan juga supaya perusahaan lebih memperhatikan semua tindakan yang dilakukan dalam menentukan suatu keputusan dengan tidak mengorbankan pelanggan lainnya dan juga tidak membeda-bedakan pelanggan. Berbisnis bukan hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tapi juga untuk memberikan peranan yang baik terhadap produk yang telah diproduksi oleh perusahaan tersebut, sehingga tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri tapi juga orang lain.
SUMBER
Benny. 2017. Implementasi Etika Bisnis Pada PT.
Pendawa Polysindo Perkasa. Agora. 5(30).
Sinaulan, Jeffry H. 2016. Peran Penting Etika Bisnis
Bagi Perusahaan-Perusahaan Indonesia Dalam Bersaing Di Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN. Jurnal Analisis Ekonomi Utama. 10 (2).LINK JURNAL
https://drive.google.com/open?id=1e4WKEevvvnURxttuUPvjIIM3bJh15G09
https://drive.google.com/open?id=1yA4sIMf6UpHQRzivCeY-5Kpbgujw8ZV9
PPT