This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 17 Februari 2019

Review Jurnal Prinsip Etika Bisnis dan Penerapannya dalam Perusahaan


Kelompok 2 :

Rina Chintya D.                (170321100004)
Sulastri Alaida Putri          (170321100034)
Fina Alysia Firnanda         (170321100060)

"Review Jurnal Prinsip Etika Bisnis dan Penerapannya dalam Perusahaan"

PENDAHULUAN
Etika bisnis menjadi perhatian dunia usaha akhir-akhir ini. Muslich (1998) menyatakan bahawa etika bisnis diartikan sebagai pengetahuan tentang cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma yang berlaku secara universal dan ekonomi/sosial, dan penerapannya menjunjung maksud dan tujuan kegiatan bisnis. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai tata cara hidup yang baik, aturan dan kebiasaan hidup yang baik (Keraf, 2010).
Beberapa teori etika, antara lain :
1. Etika Evolusionisme : suatu konsep yang merupakan hasil dari suatu evolusi (Sunoko, 1992).
2. Etika Utilitarianisme : mengatakan bahwa kegiatan bisnis disebut baik jika memberikan manfaat dan keuntungan.
3. Etika Pragmatisme : berasal dari kata pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan, dan manfaat.
4. Etika Relativisme : relativisme berpendapat bahwa yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tergantung pada masing-masing orang dan budaya masyarakatnya.
5. Etika Deontologi : tindakan dapat dikatakan baik bukan dilihat dari nilai dan dibenarkan berdasarkan perilaku atau tujuan dari tindakan tersebut, tapi berdasarkan pada kewajiban bertindak pada orang lain.

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari norma-norma. Prinsip etika bisnis juga dikemukakan oleh White (1997) dalam bukunya yang berjudul “Honetsy, Morality, and Conscience” dalam buku tersebut White menyebutkan ada lima prinsip yang mendasari etika yang di terapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu timbangan yang benar, memiliki kejujuran, menjadi teladan bagi semua orang, memiliki tanggung jawab pribadi, dan mengambil keuntungan yang wajar.
A. Timbangan yang Benar
Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa para pebisnis harus memiliki rasa tanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen. Kualitas produk yang ditawarkan harus sesuai dengan harga yang diberikan ke pelanggan, sehingga akan terwujud rasa keadilan dan kepercayaan dalam melakukan transaksi jual-beli.
B. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran dalam setiap tindakan berbisnis merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam suatu bisnis dengan tujuan agar tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan konsumen. Dalam perikatan perjanjian dan kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sama lain, bahwa masing-masing pihak harus jujur dalam proses pembuatan perjanjian dan kontrak (perusahaan dan konsumen).
C. Menjadi Teladan bagi semua orang
Seorang pemimpin perusahaan harus memiliki sifat dan sikap yang baik sehingga patut untuk ditiru dan menjadi teladan bagi setiap orang, baik pihak dalam seperti karyawan maupun bagi pihak luar. Dan hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif bagi perusahaan tersebut, karena dengan melihat sifat dan sikap dari pemimpin perusahaan yang bersangkutan, maka perusahaan akan memiliki nama baik di mata konsumen dan masyarakat.
D. Mengambil Keuntungan yang Wajar
Para pebisnis disarankan untuk tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri dan kemudian merugikan orang lain. Dalam memberikan harga pada setiap produk yang dijual tidak boleh terlalu jauh melampaui nilai dari barang yang akan dijual kepada pelanggan, sehingga para pelanggan tidak merasa dirugikan oleh pelaku bisnis setelah membeli produk tersebut.
E. Tanggung Jawab Pribadi
Sebagai seorang pemimpin harus dapat mengambil keputusan dan mempertanggung jawabkan dari semua tindakan yang telah dilakukan sebelumnya, baik itu merupakan hal yang baik maupun tidak baik, karena setuap tindakan memiliki konsekuensi masing-masing.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Etika bisnis dalam perusahaan mempunyai peran penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai yang tinggi, diperlukan suatu landsan yang kokoh. Perilaku bisnis yang etis sangat ditentukan oleh nilai dan kesadaran moral dari pelaku bisnis tersebut.
Dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), etika bisnis berperan sangat penting dan harus dipegang oleh semua pelaku bisnis di Indonesia. Karena tanpa adanya etika bisnis, semua masalah sengketa bisnis baik yang melalui lembaga peradilan maupun di luar peradilan akan menjadi sia-sia. MEA merupakan sebuah kesepakatan dari negara-negara yang masuk dalam anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan kemajuan dan perkembangan dalam bidang perekonomian terlebih dalam dunia bisnis.
Setiap perusahaan harus meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah moral sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Dan etika bisnis ini juga dapat menjadi standar dan pedoman bagi pemimpin perusahaan, seluruh karyawan, termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi nilai moral yang jujur, transparan dan sikap yang profesional. Adapun conoth penerapan etika bisnis terdapat pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa.
PT. Pendawa Polysindo Perkasa merupakan salah satu perusahaan industri plastik (pembuatan kantong plastik) yang mulai berdiri sejak tahun 1990. Perusahaan ini didirikan oleh Hans Koeswanto. Pada awalnya tahun 1980, perusahaan ini hanya menjual biji plastik yang berasal dari sampah plastik yang dihancurkan dengan mesin pencacah, kemudian menjadi butiran-butiran kecil plastik yang siap diolah kembali. Produk ini hampir tidak mengalami kemajuan, tetapi berkat kerja keras dan usahanya, berselang 3 tahun produk biji plastik tersebut mendapat respon positif dari masyarakat, sehingga lama kelamaan pemimpin tersebut mempunyai ide untuk memproduksi sendiri biji plastik yang kemudian di olah menjadi kantong plastik. Pada tahun 1990, Hans Koeswanto meresmikan perusahaan plastik untuk pertama kalinya. Untuk tahun-tahun berikutnya, perusahaan ini mendapat orderan ratusan karung untuk dikirim ke luar daerah dan hal tersebut masih terjadi hingga saat ini.
Sebelum berdirinya PT. Pendawa Polysindo Perkasa, si pemilik perusahaan bekerja sebagai penjual biji plastik. Tapi, seiring berjalannnya waktu, si pemilik berhasil membangun perusahaan yang memproduksi kantong plastik sendiri. Melihat adanya perkembangan dari PT. Pendawa Polysindo Perkasa yang dari awal berdiri hingga saat ini, maka dapat dikatakan bahwa PT. Pendawa mengalami peningkatan dan kemajuan secara perlahan-lahan.
  • Hasil dan Pembahasan Sikap serta Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Pemasok
Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan etika deontologi dalam hubungannya dengan pemasok, dimana merupakan sikap yang sesuai dengan norma dan nilai yang ada tanpa melihat manfaat, tingkat kemudahan, menyenangkan atau tidaknya hal tersebut. Tindakan pemimpin perusahaan yang wajib dan harus jujur dalam melaporkan kepada pemasok setiap terjadi ketidaksesuaian barang yang dikirim, baik berupa kelebihan atau kekurangan jumlah barang, atau kualitas dari tipe barang yang dikirim.
  • Hasil dan Pembahasan Sikap dan Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Konsumen
Hubungan antara pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan konsumen menggunakan etika utilitarianisme, dimana lebih mengutamakan manfaat dan kegunaan untuk menentukan bahwa suatu perilaku dikatakan baik jika memberikan manfaat dan keuntungan. Perusahaan selalu mengutamakan konsumen mayoritas dengan tujuan supaya memperoleh keuntungan lebih besar dari biasanya. Sehingga, pemimpin berpikir bahwa pelanggan mayoritas harus dilayani sebaik mungkin supaya mereka terus membeli produk di perusahaan tersebut. Menurut pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa, dasar dari berbisnis yaitu untuk memperoleh keuntungan lebih besar dan tidak hanya melihat dari teori saja karena yang menentukan hasilnya adalah hasil dan fakta yang diperoleh saat berada di lapangan.
  • Hasil dan Pembahasan Sikap dan Perilaku Pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa menggunakan 5 Perspektif Etika dalam hubungannya dengan Karyawan
Hubungan pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan karyawan menggunakan etika deontologi, dimana menjadi kewajiban dari tiap perusahaan perusahaan untuk memberikan kebijakan kepada karyawan, meliputi pemenuhan standar Upah Minimum Kota (UMK) dalam pemberian gaji karyawan, pemberian tunjangan-tunjangan (BPJS kesehatan dan kesejahteraan), dan perusahaan tidak pernah menerapkan kebijakan yang berkaitan dengan penurunan upah meskipun hasil yang diperoleh dari perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
  • Hasil dan Pembahasan Sikap Pemimpin Terhadap 5 Perspektif Etika dalam Berbisnis
Hubungan pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan pelanggan  menggunakan etika utilitarianisme, yang dibuktikan dengan pola pikir dan perilaku pemimpin perusahaan yang lebih mengutamakan kepuasan pelanggan mayoritas untuk memperoleh keuntungan lebih dari pelanggan tersebut, sehingga pelanggan minoritas merasa tidak adil dengan sikap dan perilaku pemimpin dan merasa tersingkir akibat adanya penguasa (pelanggan mayoritas). Pemimpin melakukan hal yang tidak adil dalam berbisnis, yaitu hanya memikirkan untung dan rugi saja sehingga pelanggan minoritas menjadi korban. Dalam hal ini, pola pikir dan perilaku pemimpin bertentangan dengan prinsip deontologi, dimana etika deontologi mengajarkan untuk tidak membedakan pelanggan baik mayoritas atau minoritas yang merupakan kewajiban dari perusahaan.

  • Temuan dan Implikasi Manajerial
Dari pembahasan di atas mengenai sikap dan perilaku pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan melihat 5 perspektif etika yang berbeda dalam hubungan dengan pemasok, pelanggan, karyawan dan juga mengenai sikap pemimpin terhadap 5 perspektif etika tersebut. Diketahui bahwa hubungan pemimpin PT. Pendawa Polysindo Perkasa dengan konsumen menggunakan paham utilitarianisme, dimana pemimpin mengatakan bahwa bisnis dijalankan dengan tujuan memperoleh keuntungan, tapi bukan berarti pemimpin dapat melakukan tindakan yang melanggar hak-hak konsumen. Dari penelitian ini, perusahaan diharapkan mengubah sistem kerja yang berlaku di perusahaan supaya disesuaikan dengan prinsip etika deontologi. Hal tersebut sangat penting karena bisnis perusahaan dipastikan akan menjadi lebih baik ke depannya. Diharapkan pula perusahaan tidak mengabaikan pelanggan minoritas, karena pelanggan minoritas juga mempunyai hak yang sama dengan pelanggan mayoritas yaitu berhak untuk dilayani secara baik dan jujur.

Dengan begitu, diharapkan supaya perusahaan bisa menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis yang benar dan sesuai dengan aturan yang ada dan tidak hanya memikirkan keuntungan saja. Bisnis yang diharapkan sehingga dapat diterima oleh masyarakat harus dilandasi dengan nilai, moral, jujur, transparan dan bersifat profesional. 

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah penerapan sikap bagi pelaku bisnis, dimana dalam menghadapi persaingan di era masyarakat ekonomi ASEAN ini, baik pemimpin dari perusahaan kecil maupun besar harus menerapkan etika bisnis yang sesuai dengan norma, nilai, moral dan budaya masyarakat supaya bisnis yang dijalankan akan tetap berjalan dan semakin berkembang. Etika bisnis berpengaruh secara positif pada perkembangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin yang memahami dengan baik nilai-nilai etika bisnis dan menjadikannya pedoman dalam berbisnis, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan bisnisnya. Jika peran pemimpin baik, maka perusahaan akan berkembang dengan baik, begitu pula sebaliknya. Perilaku etis pemimpin juga berpengaruh positif terhadap tanggung jawab pada lingkungan sosial. 
Dalam sebuah perusahaan diperlukan kode etik agar mampu menjadi acuan semua pihak dalam perusahaan. Teori etika bisnis terdiri atas etika evolusionisme, etika utilitarianisme, etika pragmatisme, etika relativisme, dan etika deontologi. Selain itu, terdapat 5 prinsip yang mendasari etika bisnis yang diterapkan didalam kehidupan sehari-hari  yakni timbangan yang benar, memiliki prinsip kejujuran, menjadi teladan bagi semua orang, mengambil keuntungan yang wajar, dan memiliki tanggung jawab pribadi.
Saran
Perusahaan-perusahaan harus selalu meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Pemimpin perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar sebenarnya telah mempunyai pemahaman yang baik tentang nilai-nilai etika dan juga berperilaku etis dalam berbisnis, maka tugas selanjutnya bagi pemerintah adalah untuk menjaga apa yang sudah ada supaya tetap terpelihara, seperti memanfaatkan dinas-dinas yang terkait dalam permasalahan ini harus lebih intensif lagi dalam mengadakan penyuluhan tentang keberhasilan lingkungan dan keamanan pangan. Apabila diketahui ada pelaku bisnis yang berperilaku tidak etis, misalnya pelaku bisnis yang merusak lingkungan, melakukan iklan penipuan dan sebagainya, maka harus benar-benar diberi sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Disarankan juga supaya perusahaan lebih memperhatikan semua tindakan yang dilakukan dalam menentukan suatu keputusan dengan tidak mengorbankan pelanggan lainnya dan juga tidak membeda-bedakan pelanggan. Berbisnis bukan hanya untuk memperoleh keuntungan saja, tapi juga untuk memberikan peranan yang baik terhadap produk yang telah diproduksi oleh perusahaan tersebut, sehingga tidak hanya memberikan manfaat bagi diri sendiri tapi juga orang lain.

SUMBER
Benny. 2017. Implementasi Etika Bisnis Pada PT. Pendawa Polysindo Perkasa. Agora. 5(30).
Sinaulan, Jeffry H. 2016. Peran Penting Etika Bisnis Bagi Perusahaan-Perusahaan Indonesia Dalam Bersaing Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Analisis Ekonomi Utama. 10 (2).

LINK JURNAL
https://drive.google.com/open?id=1e4WKEevvvnURxttuUPvjIIM3bJh15G09
https://drive.google.com/open?id=1yA4sIMf6UpHQRzivCeY-5Kpbgujw8ZV9

PPT